Palapa Ring dan 11 Stasiun Bumi Jadi Pendukung Satelit Satria-1

Rahmi Yati
Kamis, 8 Juni 2023 | 11:57 WIB
Ruang kendali Stasiun Bumi Satelit Satria./ Bisnis-Leo Dwi Jatmiko
Ruang kendali Stasiun Bumi Satelit Satria./ Bisnis-Leo Dwi Jatmiko
Bagikan

Bisnis.com, JAKARTA - Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kemenkominfo) telah menyiapkan aspek komunikasi pendukung Satelit Republik Indonesia (Satria-1) yang direncanakan meluncur pada 17 Juni 2023.

Sekjen Kemenkominfo Mira Tayyiba mengatakan fasilitas tersebut berupa stasiun bumi (ground segment) di 11 lokasi, yang meliputi Cikarang, Batam, Banjarmasin, Tarakan, Pontianak, Kupang, Ambon, Manado, Manokwari, Timika dan Jayapura. 

"Selanjutnya, pemanfaatan utilitas backbone Palapa Ring adalah sebesar 45 persen dengan Service Level Agreement layanan operasional Palapa Ring sebesar 95 persen,” ujarnya dikutip dari laman resmi Kemenkominfo, Kamis (8/6/2023).

Mira menyebut satelit multifungsi ini merupakan salah satu upaya pemerintah untuk menyediakan akses internet cepat yang merata di seluruh Tanah Air. 

Hal itu, sambung dia, merupakan salah satu implementasi atas arahan Presiden Joko Widodo dalam Rapat Terbatas pada 3 Agustus 2020 mengenai percepatan perluasan akses dan peningkatan infrastruktur digital dalam rangka mendorong akselerasi transformasi digital.

“Satelit Satria-1 direncanakan akan diluncurkan pada bulan ini pada orbit 146 Bujur Timur dan akan beroperasi mulai pada triwulan ke-IV tahun ini,” tuturnya. 

Sementara itu menurut Plt. Menkominfo Mahfud MD, dengan memanfaatkan teknologi digital, pemerintah juga berupaya mewujudkan Indonesia sebagai negara kelima dengan Produk Domestik Bruto terbesar di dunia pada 2025. 

“Kehadiran teknologi digital memiliki peranan penting dalam upaya mewujudkan visi Indonesia maju 2045," ucapnya.

Adapun Direktur Eksekutif Indonesia ICT Institute Heru Sutadi mengatakan salah satu keunggulan dari satelit adalah bisa menjangkau daerah-daerah dengan lebih mudah karena penggunannya yang tanpa kabel. 

Namun, menurutnya, satelit ini juga punya kekurangan seperti kapasitas terbatas dan adanya delay dibandingkan kabel serat optik.

"Kita lihat kapasitasnya kan 150 Gbps, jadi  kalau dibagi 150.000 titik artinya 1 titik 1 Mbps. Jadi memang ini saya pikir kecepatannya perlu ditambah lagi sehingga bisa menghasilkan layanan yang lebih cepat," ujar Heru.

Simak berita lainnya seputar topik artikel ini di sini:

Penulis : Rahmi Yati
Editor : Leo Dwi Jatmiko
Bagikan

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terkini

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Terpopuler

Topik-Topik Pilihan

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper