Nvidia Kehilangan Potensi Pasar Rp1.103 Triliun Imbas Ketegangan AS-China

Leo Dwi Jatmiko
Kamis, 28 Agustus 2025 | 16:21 WIB
Kantor pusat Nvidia di Santa Clara, California, AS, pada hari Rabu, 28 Agustus 2024./Bloomberg-Loren Elliott
Kantor pusat Nvidia di Santa Clara, California, AS, pada hari Rabu, 28 Agustus 2024./Bloomberg-Loren Elliott
Bagikan
Ringkasan Berita
  • Nvidia kehilangan potensi pasar senilai US$50 miliar di China akibat ketegangan perdagangan AS-China dan regulasi ekspor yang ketat.
  • Meski menghadapi hambatan ekspor, Nvidia tetap mencatat kinerja keuangan positif dengan pendapatan kuartal II/2025 sebesar US$46,7 miliar dan laba bersih US$26,4 miliar.
  • Nvidia optimis terhadap pertumbuhan jangka panjang dengan tren permintaan teknologi AI yang diperkirakan akan terus meningkat secara global.

* Ringkasan ini dibantu dengan menggunakan AI

Bisnis.com, Jakarta – Raksasa teknologi semikonduktor asal Amerika Serikat, Nvidia, mengungkap dampak besar perang dagang AS–China terhadap kinerja bisnisnya. Potensi pendapatan sebesar US$50 miliar atau Rp1.103 triliun hilang akibat ketegangan tersebut.  

Chief Executive Officer (CEO) Nvidia Jensen Huang mengatakan jika tidak terkendala aturan ekspor, China berpotensi menjadi pasar senilai US$50 miliar bagi perusahaan.

“Pasar China bisa mencapai US$50 miliar setahun jika kami diperkenankan menjual produk kompetitif,” kata Huang dikutip dari Register, Kamis (28/8/2025).

Nvidia mengungkap hingga saat ini masih harus menunggu persetujuan Washington untuk mengekspor AI generasi terbaru Blackwell ke pasar China. Produk chip sebelumnya, yakni H20, juga belum bisa menembus pasar Negeri Tirai Bambu lantaran izin ekspor yang berlarut-larut.

Meskipun sejumlah pelanggan di China telah memperoleh lisensi beberapa pekan terakhir, Nvidia mengakui tidak ada satu pun unit H20 yang berhasil dikirim. Pemerintah AS juga meminta potongan 15% dari setiap transaksi berlisensi, namun belum ada kejelasan aturan tertulis mengenai pungutan tersebut.

Menurut Nvidia, bila hambatan regulasi dapat diselesaikan, tambahan pendapatan sebesar US$2 miliar – US$5 miliar dapatdiraih di luar proyeksi kuartal III yang kini dipatok mencapai US$54 miliar.

Kinerja Positif

Walau menghadapi kendala ekspor, Nvidia tetap melaporkan kinerja keuangan yang cemerlang. Pada kuartal II/2025, perusahaan membukukan pendapatan US$46,7 miliar dengan laba bersih US$26,4 miliar.

Unit bisnis pusat data (datacenter) menjadi penyumbang terbesar dengan pendapatan US$41,1 miliar, naik 56% dibanding periode sama tahun lalu. Penjualan jaringan (networking) tercatat sebesar US$7,3 miliar, melesat 98% secara tahunan.

Di segmen lain, bisnis gim tumbuh 49 % menjadi US$4,3 miliar, sementara itu grafis profesional naik 32% menjadi US$601 juta,

Nvidia menyebut perusahaan berhasil menjual H20 senilai US$650 juta ke pelanggan di luar China, sehingga melepaskan stok yang sebelumnya dianggap tak terpakai. Dari penjualan tersebut, Nvidia mendapatkan tambahan US$180 juta ke pendapatan.

Huang tetap menaruh harapan besar pada perkembangan kecerdasan buatan (AI). Dia memperkirakan belanja infrastruktur AI global bisa menyentuh US$3 triliun – US$4 triliun sebelum akhir dekade ini.

“Dalam beberapa tahun terakhir, belanja modal dari empat penyedia layanan cloud terbesar telah mencapai 600 miliar dolar. Masih ada lima tahun lagi hingga akhir dekade, dan peluang pasar ini jauh lebih besar daripada hanya empat pemain tersebut,” jelasnya.

Meski masih bergelut dengan hambatan politik dan perdagangan internasional, Nvidia menaruh keyakinan bahwa tren permintaan teknologi AI akan terus menaikkan laju pertumbuhan perusahaan dalam jangka panjang.

Penulis : Leo Dwi Jatmiko
Editor : Leo Dwi Jatmiko
Bagikan

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terkini

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Terpopuler

Topik-Topik Pilihan

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami