Laba Nvidia Melejit jadi Rp431 Triliun, Ditopang Bisnis Pusat Data

Pernita Hestin Untari
Kamis, 28 Agustus 2025 | 11:20 WIB
Kantor pusat Nvidia di Santa Clara, California, AS, pada hari Rabu, 28 Agustus 2024./Bloomberg-Loren Elliott
Kantor pusat Nvidia di Santa Clara, California, AS, pada hari Rabu, 28 Agustus 2024./Bloomberg-Loren Elliott
Bagikan

Bisnis.com, JAKARTA— Nvidia membukukan pendapatan sebesar US$46,7 miliar atau sekitar Rp763,6 triliun pada kuartal II/2025. Angka tersebut naik 56% dibandingkan periode yang sama tahun lalu. 

Melansir laman TechCrunch pada Kamis (28/8/2025), laba bersih Nvidia juga meningkat signifikan. Pada kuartal kedua, perusahaan mencatatkan laba bersih US$26,4 miliar atau sekitar Rp431,7 triliun, melonjak 59% dibanding periode yang sama tahun lalu.

Perusahaan mencatat pertumbuhan ini terutama ditopang bisnis pusat data berbasis kecerdasan buatan (artificial intelligence/AI).

Secara keseluruhan, Nvidia meraup US$41,1 miliar atau Rp672 triliun dari penjualan pusat data pada kuartal kedua tahun ini. Dari jumlah tersebut, cip generasi terbaru, Blackwell, menyumbang US$27 miliar atau Rp441,5 triliun.

“Blackwell adalah platform AI yang ditunggu dunia. Perlombaan AI sedang berlangsung, dan Blackwell berada di pusatnya,” kata CEO Nvidia Jensen Huang dalam pernyataannya. 

Huang juga memperkirakan belanja infrastruktur AI global akan mencapai US$3–4 triliun atau sekitar Rp49,053–Rp65,404 kuadriliun pada akhir dekade ini.

Nvidia juga menyoroti perannya dalam peluncuran model open source gpt-oss milik OpenAI awal bulan ini, yang memproses 1,5 juta token per detik pada satu sistem rack-scale Nvidia Blackwell GB200 NVL72.

Namun, laporan keuangan juga mengungkap tantangan Nvidia dalam menjual cip di pasar China. Perusahaan tidak mencatat penjualan cip H20 khusus pasar China pada kuartal lalu. 

Nvidia hanya melaporkan penjualan US$650 juta atau sekitar Rp10,6 triliun H20 kepada pelanggan di luar China. Amerika Serikat (AS) selama ini membatasi penjualan GPU canggih ke China. 

Di bawah pemerintahan Presiden AS Donald Trump, Nvidia diizinkan menjual cip ke China dengan syarat membayar pajak ekspor 15% ke Departemen Keuangan AS. Namun, aturan ini belum resmi dikukuhkan dalam regulasi federal. 

“Sejumlah pelanggan di Tiongkok telah menerima lisensi dalam beberapa minggu terakhir, tetapi kami belum mengirimkan cip H20 berdasarkan lisensi tersebut,” kata CFO Nvidia Colette Kress. 

Selain itu, pemerintah China telah secara resmi menganjurkan perusahaan lokal untuk menghindari penggunaan cip Nvidia, membuat perusahaan menghentikan produksi H20 pada awal bulan ini.

Untuk kuartal ketiga, Nvidia memperkirakan pendapatan US$54 miliar atau Rp883 triliun. Perusahaan menegaskan proyeksi tersebut, yang bisa naik atau turun 2%, belum memasukkan potensi penjualan H20 ke China.

Simak berita lainnya seputar topik artikel ini di sini:

Bagikan

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terkini

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Terpopuler

Topik-Topik Pilihan

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami