Bisnis.com, JAKARTA - Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kemenkominfo) tengah mempersiapkan segala hal yang dibutuhkan untuk peluncuran Satelit Republik Indonesia (Satria) yang dijadwalkan pada pertengahan Juni 2023.
Direktur Jenderal Informasi dan Komunikasi Publik Kemenkominfo Usman Kansong mengatakan Kemenkominfo terus berkoordisasi dengan sejumlah pihak untuk memastikan seluruh persiapan peluncuran terpenuhi.
Salah satu persiapan yang menjadi fokus Kemenkominfo adalah persiapan teknis peluncuran yang nantinya dilakukan oleh Space X.
“Kami mengkoordinasikan dan memastikan kesiapan seluruhnya," ujarnya kepada Bisnis.com, Kamis (1/6/2023).
Koordinasi juga dilakukan Kemenkominfo dengan Thales sebagai perusahaan yang merakit Satelit Satria I dan Boeing untuk Hot Backup Satellite (HBS).
Usman menegaskan bahwa satelit akan meluncur sesuai jadwal.
"[Peluncurannya] pertengahan Juni," tegas Usman.
Kemenkominfo terus berusaha agar semua proyek yang direncanakan tetap dilanjutkan sesuai dengan instruksi Presiden Joko Widodo atau Jokowi.
Dalam keterangan resmi awal Mei lalu, Satelit Satria disebut telah masuk tahap finalisasi dan akan dikirimkan menuju tempat peluncuran di Florida Amerika Serikat (AS) melalui jalur laut pada 8 Mei 2023.
Diperkirakan butuh waktu 2 pekan untuk sampai ke Cape Canaveral, Florida, AS. Dengan kondisi tersebut, alhasil Satelit Satria direncanakan meluncur pada pertengahan Juni dengan menumpang roket milik SpaceX, Falcon 9.
Orbit Kosong
Adapun peluncuran satelit Satria sesuai tenggat adalah suatu keharusan. Sebab, jika mundur pemerintah berpotensi mengeluarkan biaya untuk mengisi orbit Satria yang kosong.
Pasalnya, jika orbit Satria kosong dalam yang lama, maka Persatuan Telekomunikasi Internasional atau International Telecommunication Union (ITU) dapat memberikan slot orbit itu kepada perusahaan lain.
Slot orbit satelit sangat terbatas. Banyak negara yang mengantre dan memperebutkan slot orbit di angkasa agar dapat meluncurkan satelit.
Pada November 2020, Spaceintelreport.com, melaporkan bahwa pemerintah Indonesia mengajukan perpanjangan waktu 14 bulan -- dari tenggat waktu saat itu yakni, 31 Maret 2023-- kepada ITU untuk meluncurkan satelit Multifungsi Satria Ka-band karena pandemi Covid-19.
ITU dikabarkan belum mengabulkan permintaan tersebut dan meminta Kemenkominfo melampirkan sejumlah berkas tambahan untuk memperkuat alasan. Jika permohonan tersebut dikabulkan, maka seharusnya Satria meluncur pada pertengahan 2024.
Namun yang terjadi adalah peluncuran Satelit Satria mundur 3 bulan dari tenggat awal menjadi Juni 2023.
Satelit Multifungsi Satria merupakan salah satu proyek strategis nasional. Proyek memiliki nilai sebesar Rp20,7 triliun. Satelit Satria menggunakan slot orbit 146 derajat Bujur Timur yang saat ini dihuni oleh Pasifik Satelit Nusantara. (PSN).
Satelit Satria memiliki kapasitas 150 Gbps. Kapasitas transisi yang disediakan diklaim tiga kali lebih besar dari sembilan satelit aktif yang digunakan di Indonesia. Satelit ini diharapkan bisa melayani internet di 150.000 titik layanan publik, mulai dari fasilitas pendidikan, pemerintah daerah, administrasi pertahanan keamanan dan fasilitas kesehatan.