Bisnis.com, JAKARTA – Persatuan Telekomunikasi Internasional atau International Telecommunication Union (ITU) dikabarkan menolak permintaan Indonesia untuk perpanjangan tenggat waktu peluncuran satelit Satria.
Dilansir dari Spaceintelreport.com, Kamis (19/11/2020), pemerintah Indonesia mengajukan perpanjangan waktu 14 bulan -- dari tenggat waktu saat ini yakni, 31 Maret 2023--untuk meluncurkan satelit Multifungsi Satria Ka-band karena pandemi Covid-19.
ITU dikabarkan menolak permohonan tersebut. Pasalnya, pihak berwenang Indonesia tidak memberikan cukup bukti bahwa Covid adalah satu-satunya penyebab penundaan peluncuran.
“Pemerintah Indonesia sekarang harus memberikan dokumentasi rinci atau menghadapi penolakan ITU,” tulis dalam Spaceintelreport.com
Lebih lanjut, Indonesia merupakan satu dari enam negara mengajukan surat permohonan perpanjangan tenggat waktu peluncuran kepada Radio Regulations Board (RRB) ITU. Indonesia dan negara-negara lainnya beralasan force majeure sehubungan dengan Covid,
Perpanjangan tenggat waktu peluncuran dibutuhkan untuk memastikan slot orbit tempat satelit berlabuh nantinya. Slot orbit terbatas sedangkan satelit yang ingin meluncur sangat banyak, sehingga terjadi antrean.
Satelit Satria menggunakan slot orbit 146 derajat Bujur Timur yang saat ini dihuni oleh Pasifik Satelit Nusantara. (PSN). Pada Forum World Radiocommunications Conference 2019 di Mesir, pemerintah sempat memperpanjang tenggat waktu tiga slot satelit – salah satunya adalah slot Satria – hingga 31 Maret 2023.
Dalam laporan Spaceintelreport, pemerintah berusaha memperpanjang kembali tenggat waktu selama 14 bulan atau hingga Mei 2024.
Satelit Multifungsi Satria merupakan salah satu proyek strategis nasional. Proyek memiliki nilai sebesar Rp20,7 triliun. Awalnya, Satria direncanakan mengorbit pada akhir 2022. Kemudian mundur menjadi pertengahan 2023. Dengan perubahan yang diajukan oleh pemerintah diperkirakan Satria kembali mundur waktu peluncurannya hingga pertengahan 2024.