Bisnis.com, JAKARTA - Survei Asosiasi Penyelenggara Jasa Internet Indonesia (APJII) menunjukkan industri penyedia jasa internet atau Internet Service Provider (ISP) akan terus bertumbuh pesat dalam lima tahun ke depan.
Sekretaris Jenderal APJII Zulfadly Syam mengatakan sebanyak 52,74 persen responden menilai prospek industri ISP dalam lima tahun ke depan akan bertumbuh dengan tingkat pertumbuhan yang tinggi.
"Sementara 24,89 persen industri akan bertumbuh tetapi sudah mulai stagnan," ujarnya dalam pemaparan Survei Internet Indonesia 2023, Kamis (30/3/2023).
Meski begitu, dia menyebut ada sejumlah kendala dalam meningkatkan pertumbuhan industri ISP. Di antaranya, biaya pemasangan dan pemeliharaan infrastruktur yang tinggi (23,80 persen), sulitnya infratruktur menjangkau akses layanan terutama pada area remote dan rural (23,40 persen).
Kemudian, sambung Zulfadly, juga karena persaingan yang terlalu tinggi (21,30 persen), regulasi dan kebijakan pemerintah yang kurang mendukung (15,90 persen), dan terbatasnya akses permodalan (10,50 persen).
Zulfadly juga menambahkan, terdapat sejumlah tantangan bagi ISP yang belum teratasi selama 2022 dengan tiga terbanyak adalah menyangkut infrastruktur (73,80 persen), pendanaan (38,80 persen), dan sumber daya manusia (26,60 persen).
"Kemudian juga tantangan terkait regulasi pemerintah atau pemerintah daerah," ucapnya.
Untuk diketahui, survei ini dilakukan dalam waktu 25 hari dengan metode blasting ke seluruh anggota APJII. Adapun terdapat 562 responden anggota APJII yang mengisi survei dari total anggota sebanyak 894 anggota.
Sebelumnya, APJII juga telah merilis survei terkait jumlah penetrasi internet di Indonesia pada 2023. Hasilnya, ada sebanyak 215.626.156 jiwa dari total populasi sebesar 275.773.901 jiwa penduduk Tanah Air telah terkoneksi dengan internet (78,19 persen).