Bisnis.com, JAKARTA - Asosiasi Penyelenggara Jasa Internet Indonesia (APJII) menyarankan agar Badan Aksesibilitas Telekomunikasi Indonesia (Bakti) Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kemenkominfo) meninjau ulang strategi pembangunan Base Transceiver Station (BTS) di wilayah 3T (Terdepan, Terluar, Tertinggal).
Ketua Umum APJII Muhamad Arif menilai memang tidak mudah bagi Bakti untuk mewujudkan pembangunan BTS di 4.200 desa 3T yang semula ditargetkan selesai pada Maret 2022.
Namun begitu, menurutnya sebagai rekan Kemenkominfo, Bakti telah berupaya semaksimal mungkin untuk mengejar target yang sudah dibuat tersebut.
"Tidak mudah bagi Bakti untuk mengejar target di tengah pandemi yang belum berakhir. Pandemi berdampak pada berkurangnya ketersediaan material pembangunan, kesiapan infrastruktur dasar [listrik, jalan, air], dan kondisi geografis. Bakti tetap perlu meninjau ulang strategi implementasi jaringan yang dapat mempercepat pencapaian target," kata Arif, Rabu (13/4/2022).
Dia memerinci, saat ini terdapat 10.826 desa yang menjadi blank spot layanan seluler/unserved, dengan 7.904 desa yang berada di wilayah 3T dan 2.922 desa berada di wilayah non-3T.
Adapun untuk wilayah 3T ini, sambung Arif, rencana tahap pertama akan dibangun BTS di 4.200 desa dan ditargetkan selesai 31 Maret 2022. Namun realisasinya, yang sudah beroperasi baru 1.791 desa dan belum beroperasi ada 2.409 desa.
"Sebagai rekan kerja Kemenkominfo, Bakti telah berupaya semaksimal mungkin untuk mengejar target yang sudah dibuat. Namun penyebabnya [target tidak tercapai] bisa karena berbagai hal, di antaranya kesiapan operator seluler, kondisi geografis, dan lainnya," imbuh Arif.
Sebelumnya, Kemenkominfo diminta melakukan investigasi dan mengevaluasi kinerja Bakti yang dinilai tidak memenuhi target pembangunan BTS di 4.200 desa 3T yang direncanakan selesai pada Maret 2022.
Direktur Eksekutif Center for Budget Analysis (CBA) Uchok Sky Kadafi meminta Kemenkominfo sebagai pengawas harus benar-benar mengawasi kinerja Bakti karena anggaran dari pemerintah untuk pembangunan BTS USO ini sudah diberikan.
"Seharusnya [anggaran ini] bisa dimanfaatkan dengan sebaik mungkin untuk memberikan layanan telekomunikasi masyarakat di daerah 3T," katanya, Rabu (13/4/2022).
Bisnis telah mencoba menghubungi Bakti, tetapi hingga kini masih belum ada tanggapan. Namun sebelumnya, Direktur Utama Bakti Anang Latif menegaskan bahwa Bakti terus mendukung akselerasi akses internet di Indonesia dengan membangun infrastruktur telekomunikasi di daerah-daerah prioritas melalui berbagai inisiatif.
"Berbagai inisiatif yang dilakukan mencakup empat layanan utama yaitu Layanan Akses Internet, Penyediaan Base Transceiver Station [BTS], Palapa Ring, dan Satelit Multifungsi," kata Anang dalam siaran persnya beberapa waktu lalu.
Dia memerinci, inisiatif tersebut masuk dalam Program Merdeka Sinyal 2024. Bakti telah menjangkau 15.559 titik akses internet di kawasan 3T dan perbatasan (last mile), serta membangun 2.401 BTS dengan target 7.904 lokasi.
Bahkan, sambungnya, Bakti juga merencanakan pembangunan sekitar 150.000 titik akses internet dengan teknologi satelit. Selanjutnya, Palapa Ring dan Satelit Multifungsi akan turut memberikan dampak signifikan bagi perluasan akses Internet di daerah 3T.
Anang menambahkan, pengadaan satelit ini akan memberikan manfaat bagi Bakti Kemenkominfo yang bertugas menjembatani kesenjangan akses telekomunikasi di Indonesia.