Bisnis.com, JAKARTA-- Sebanyak 78 persen responden perusahaan dalam studi Cisco mengatakan pernah mengalami peningkatan ancaman atau peringatan siber sebesar 25 persen atau lebih sejak Covid-19. Sementara sebagian besar perusahaan yang terdampak pandemi tidak siap mendukung sistem kerja jarak jauh secara aman.
Marina Kacaribu, Managing Director Cisco Indonesia, mengungkapkan kebutuhan untuk meningkatkan kesadaran akan pentingnya keamanan siber masih mendesak, terutama karena ancaman dan peringatan serangan siber masih sangat tinggi. Padahal, hasil studi menunjukan bahwa perusahaan di Indonesia sudah sadar akan pentingnya keamanan siber.
“Lebih jauh, perusahaan perlu memahami betapa pentingnya menjadikan keamanan siber sebagai dasar strategi investasi TI mereka. Terutama setelah terbukti bahwa sangat mungkin untuk tetap produktif dalam periode yang lama meski bekerja dari jarak jauh," katanya, Kamis (25/2/2021).
Dia mengatakan penting bagi pelaku usaha untuk menyadari pentingnya pengamanan akses pada skala lebih besar dibanding sebelumnya untuk menjaga bisnis tetap berjalan di tengah kondisi yang baru dan sangat berbeda.
Studi juga mengungkapkan bahwa keamanan telah menjadi prioritas utama bagi banyak perusahaan di Indonesia dengan 59 persen responden mengatakan bahwa keamanan siber sekarang menjadi sangat penting, dan 26 persen di antaranya mengatakan lebih penting daripada sebelum Covid-19.
Dengan pengguna yang terhubung dari jarak jauh, sebagian besar perusahaan melihat bahwa tantangan keamanan siber di peringkat teratas adalah akses yang aman (70 persen), dan perlindungan data pribadi (70 persen), yang berimplikasi pada postur keamanan secara keseluruhan. Kekhawatiran lain yang dirasakan oleh perusahaan di Indonesia termasuk perlindungan terhadap malware (63 persen).