Laporan Cisco: 86% Perusahaan Global Alami Insiden Keamanan Terkait AI

Leo Dwi Jatmiko
Kamis, 1 Mei 2025 | 06:10 WIB
Logo Cisco dalam Mobile World Congress (MWC) 2023 GSMA di Barcelona, Spanyol 1 Maret 2023./Reuters-Nacho Doce
Logo Cisco dalam Mobile World Congress (MWC) 2023 GSMA di Barcelona, Spanyol 1 Maret 2023./Reuters-Nacho Doce
Bagikan

Bisnis.com, JAKARTA — Cisco, perusahaan teknologi multinasional, mengungkap terjadi gap antara adopsi kecerdasan buatan (AI) di perusahaan dengan kesiapan menangkal serangan siber.

Temuan utama dari laporan terbaru Cisco, "2025 Cybersecurity Readiness Index" menunjukkan bahwa mayoritas perusahaan di global, yaitu 86%, melaporkan telah mengalami insiden keamanan yang terkait dengan AI dalam 12 bulan terakhir. 

Kondisi ini menandakan bahwa adopsi AI yang pesat diiringi juga oleh serangan siber yang makin komplek, yang membuat perusahaan kesulitan untuk menangkal. 

Executive Vice President dan Chief Product Officer Cisco Jeetu Patel  menyatakan lanskap ancaman keamanan siber saat ini sangat dinamis dan kompleks, dengan para penyerang yang makin memanfaatkan AI untuk melancarkan serangan dan eksploitasi baru. 

“Untuk menghadapinya, tim operasional keamanan yang kekurangan staf dan para pemimpin TI membutuhkan kekuatan AI mereka sendiri,” kata Patel dikutip, Kamis (1/5/2025).

Cisco, lanjut Patel, melanjutkan misinya untuk mengamankan AI dan memanfaatkan AI untuk keamanan melalui model dan tools open source baru, agen AI inovatif, kemajuan IoT, dan integrasi di seluruh aspek Cisco Security Cloud. 

Sebagai bagian dari upaya ini, Cisco memperkenalkan peningkatan signifikan pada kemampuan deteksi dan respons ancamannya melalui integrasi Cisco XDR (Extended Detection and Response) dengan Splunk Security. 

Tim keamanan saat ini seringkali kewalahan dengan ribuan peringatan ancaman setiap harinya. Cisco XDR mengatasi tantangan ini dengan mengkonsolidasikan telemetry dari berbagai sumber, termasuk jaringan, endpoint, cloud, email, dan lainnya. Dengan memanfaatkan agen AI, Cisco XDR mampu memprioritaskan peringatan yang paling relevan bagi organisasi.

Melalui sejumlah fitur baru, Cisco XDR akan memberikan respons yang lebih tegas dan didukung oleh AI untuk menghentikan serangan dengan lebih cepat. 

Fitur "Instant Attack Verification" yang baru mengintegrasikan data dari platform Splunk, endpoint, jaringan, intelijen ancaman, dan sumber lainnya. 

Patel menekankan laporan Cybersecurity Readiness Index 2025 dari Cisco menjadi peringatan penting bagi perusahaan di seluruh dunia untuk segera memperkuat postur keamanan siber, terutama dalam menghadapi ancaman yang semakin canggih dan didukung oleh AI. 

Inovasi dan kemitraan yang diumumkan oleh Cisco diharapkan dapat menjadi langkah maju yang signifikan dalam membantu organisasi mengatasi kompleksitas keamanan di era AI.

Simak berita lainnya seputar topik artikel ini di sini:

Penulis : Leo Dwi Jatmiko
Editor : Leo Dwi Jatmiko
Bagikan

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terkini

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Terpopuler

Topik-Topik Pilihan

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper