Bisnis.com, JAKARTA - Dalam proyek kolaboratif dengan Universitas Toho Jepang, ilmuwan NASA memanfaatkan superkomputer untuk memodelkan masa depan kelayakhunian Bumi.
Temuan tersebut menawarkan garis waktu yang jelas tentang akhir kehidupan di planet ini. Jadi kapan kehidupan akan berakhir di Bumi atau kiamat?
Dilansir dari timesofindia, menurut penelitian tersebut, Matahari akan menjadi penyebab utama runtuhnya kehidupan di planet ini. Selama miliar tahun berikutnya, outputnya akan meningkat, secara bertahap memanaskan planet ini melampaui kesesuaian untuk kehidupan.
Baca Juga Ngeri! Ini yang akan Terjadi pada Bumi Jika Dihantam Asteroid Bennu 157 Tahun Lagi, Kiamat? |
---|
Penelitian tersebut memperkirakan bahwa kehidupan di Bumi akan berakhir sekitar tahun 1.000.002.021, ketika kondisi permukaan akan terlalu ekstrem untuk mendukung kehidupan organisme yang paling tangguh sekalipun.
Meskipun akhir mungkin masih sangat jauh, penurunan akan dimulai jauh lebih awal. Dengan meningkatnya suhu Matahari, atmosfer Bumi akan berubah, yang menyebabkan penurunan kadar oksigen, peningkatan suhu, dan tingkat kualitas udara yang lebih buruk.
Pergeseran atmosfer ini diproyeksikan melalui model perubahan iklim dan radiasi matahari yang terperinci, memetakan akhir kehidupan di Bumi, yang, meskipun lambat, tidak dapat diubah. Atmosfer Bumi yang berubah dengan cepat.
Tanda-tanda perubahan atmosfer sudah mulai terlihat. Badai matahari dan lontaran massa koronal yang paling kuat telah dialami dalam 20 tahun terakhir.
Fenomena ini memengaruhi medan magnet planet, mengurangi kadar oksigen, dan memberikan wawasan tentang efek jangka panjang yang dijelaskan dalam model.
Tidak hanya astronomis tetapi juga perubahan iklim yang disebabkan oleh manusia yang memperparah dampaknya. Meningkatnya suhu global dan mencairnya es kutub bertindak sebagai katalisator untuk tolok ukur miliaran tahun. Apakah ada solusinya?
Nah, sementara beberapa ilmuwan beralih ke teknologi untuk mencari jalan keluar, seperti sistem pendukung kehidupan yang tertutup atau habitat buatan, yang lain mengusulkan untuk melarikan diri dari planet ini ke lokasi yang berpotensi layak huni seperti Mars.
Selain memprediksi berakhirnya kehidupan di Bumi, penelitian ini juga membunyikan lonceng peringatan untuk mulai mengambil langkah yang diperlukan untuk menyelamatkan planet ini dan tidak membuatnya tidak dapat dihuni lebih cepat dari yang diperkirakan.