Astronom Harvard Sebut Kapal Alien Sempat Kunjungi Bumi, Begini Kronologinya

Desyinta Nuraini
Rabu, 10 Februari 2021 | 14:59 WIB
/universetoday.com
/universetoday.com
Bagikan

Bisnis.com, JAKARTA - Kapal alien sempat mengunjungi bumi pada 2017 silam. Hal itu diungkap astronom dari Harvard Avi Loeb dalam bukunya Extraterrestrial: The First Sign of Intelligent Life Beyond Earth.

"Pendekatan yang benar adalah dengan bersahaja dan berkata: 'Kami tidak istimewa, ada banyak budaya lain di luar sana, dan kami hanya perlu menemukannya," sebutnya dikutip Bisnis dari Phys.org, Rabu (10/2/2021).

Pria berusia 58 tahun dan telah menerbitkan ratusan makalah dan berkolaborasi dengan orang-orang top seperti mendiang Stephen Hawking itu menyebut objek luar angkasa bernama Oumuamua atau pramuka dalam bahasa Hawaii sempat menyapa bumi.

Tepatnya pada Oktober 2017, para astronom mengamati sebuah objek yang bergerak begitu cepat dan mungkin berasal dari bintang lain atau melakukan lompatan antarbintang (interstellar).

Astronom berpendapat objek itu tidak tampak seperti batu biasa, karena setelah mengitari matahari, dia melaju dan menyimpang dari lintasan yang diharapkan dan didorong oleh kekuatan misterius.

Awalnya para astronom mengira itu hanyalah komet yang identik dengan mengeluarkan gas dan puing-puing. Namun setelah diamati, objek ini tidak melakukan pelepasan gas. Objek itu juga jatuh dengan cara yang aneh.

Dari pengamatan pun objek tersebut terlihat sesekali menjadi lebih terang, lebih redup, dan sangat bercahaya. Kemungkinan benda itu terbuat dari logam terang.

Untuk menjelaskan apa yang terjadi, para astronom harus membuat teori baru. Misalnya menduga bahwa objek terbuat dari es hidrogen dan oleh karena itu tidak memiliki jejak yang terlihat atau ia hancur menjadi awan debu.

"Ide-ide yang muncul untuk menjelaskan sifat spesifik Oumuamua selalu melibatkan sesuatu yang belum pernah kami lihat sebelumnya," ujar Loeb.

Sementara itu, Oumuamua tidak pernah difoto secara close-up selama singgah di bumi. Loeb mengatakan para astronom hanya mengetahui keberadaannya begitu sudah dalam perjalanan keluar dari tata surya kita.

Ada dua bentuk yang sesuai dengan kekhasan yang diamati yakni panjang dan tipis seperti cerutu atau pipih dan bundar seperti panekuk, hampir setipis silet. Loeb mengatakan simulasi mendukung yang terakhir, dan percaya objek itu sengaja dibuat sebagai layar cahaya yang didorong oleh radiasi bintang.

Keanehan lainnya adalah cara benda itu bergerak. Sebelum berjumpa dengan matahari, Oumuamua sedang relatif diam terhadap bintang-bintang terdekat, secara statistik sangat jarang. Daripada menganggapnya sebagai kapal yang meluncur di luar angkasa, dari sudut pandang objek, tata surya kita menabraknya.

"Mungkin Oumuamua seperti pelampung yang beristirahat di hamparan alam semesta. Seperti kabel perjalanan yang ditinggalkan makhluk cerdas, menunggu untuk dipicu oleh sistem bintang," tutur Loeb.

Kendati demikian, argumen Loeb tidak sepenuhnya diamini seluruh astronom. Menulis di Forbes, astrofisikawan Ethan Siegel menyebut Loeb sebagai ilmuwan yang pernah dihormati, setelah gagal meyakinkan rekan-rekannya tentang argumennya.

Loeb sempat memprotes sebuah "budaya penindasan" di akademi yang menghukum mereka yang mempertanyakan ortodoksi, seperti halnya Galileo dihukum ketika dia menyatakan bahwa Bumi bukan pusat alam semesta.

Dibandingkan dengan cabang fisika teoretis yang spekulatif namun dihormati seperti mencari materi gelap atau multiverse, katanya pencarian kehidupan alien adalah jalan yang jauh lebih masuk akal untuk dikejar.

Itulah mengapa Loeb mendorong cabang baru astronomi, "arkeologi luar angkasa", untuk berburu tanda tangan biologis dan teknologi makhluk luar angkasa.

"Jika kita menemukan bukti untuk teknologi yang membutuhkan waktu jutaan tahun untuk berkembang, maka kita bisa mendapatkan jalan pintas ke dalam teknologi ini, kita bisa menerapkannya di Bumi," kata Loeb, yang menghabiskan masa kecilnya di sebuah pertanian Israel membaca filosofi kehidupan dan mempertanyakannya itu.

Penemuan seperti ini menurtunya juga bisa memberi rasa yang sama bahwa makhluk luar angkasa juga makhluk hidup.  "Daripada bertarung satu sama lain seperti yang sering dilakukan negara, kami mungkin akan bekerja sama," tukasnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Simak berita lainnya seputar topik artikel ini di sini:

Bagikan

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terkini

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Terpopuler

Topik-Topik Pilihan

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper