Bisnis.com, JAKARTA – Ilmuwan menyatakan bahwa alien bisa saja menyedot tenaga dari lubang hitam, dan itulah cara manusia bisa melihat mahluk luar angkasa tersebut.
Teknologi penghasil energi ini dapat meninggalkan jejak di luar cakrawala peristiwa lubang hitam yang berputar, batas di mana gravitasi lubang hitam menjadi terlalu kuat untuk materi dan energi guna melarikan diri.
Berdasarkan studi yang dirilis di Jurnal Physical Review D, proses tersebut dapat menjelaskan setidaknya beberapa semburan plasma, suatu bentuk gas bermuatan panas yang telah terdeteksi oleh para ilmuwan di dekat gangguan besar dalam ruang dan waktu.
Sementara ini masih berbentuk fiksi ilmiah saat ini, lubang hitam terdekat dengan Bumi diperkirakan berjarak lebih dari 1.000 tahun cahaya, yang terlalu jauh untuk dijangkau dalam banyak kehidupan manusia.
Jika astrofisikawan bisa menemukan sebuah metode penyadapan raksasa kosmik tersebut, lubang hitam yang berputar bisa menjadi sumber energi yang hampir tak terbatas untuk peradaban berteknologi sangat maju.
Astrofisikawan Luca Comisso dari Columbia University di New York mengatakan bahwa langkah selanjutnya adalah mencari tahu seperti apa energi ekstraksi yang disengaja dari lubang hitam melalui pengamatan jauh.
Melakukan hal itu memungkinkan penduduk Bumi mendeteksi peradaban alien yang jauh. “Kami baru menyelesaikan fisika di makalah ini. Tapi saya sekarang bekerja dengan rekan untuk menerapkannya pada kenyataan, untuk mencari peradaban, untuk melihat sinyal seperti apa yang perlu dicari,” katanya seperti dikutip Live Science, Selasa (26/1).
Lubang hitam berputar
Ini adalah keempat kalinya dalam 50 tahun, cara baru untuk menyedot energi dari lubang hitam yang berputar diusulkan. Salah satu yang paling terkenal adalah studi 1969 dari fisikawan Rofen Penrose, yang memenangkan Nobel Fisika pada 2020 untuk karyanya tentang lubang hitam.
Dia mengusulkan mekanisme yang dikenal sebagai proses Penrose, di mana sebuah partikel pecah menjadi dua tepat di samping lubang hitam yang berputar mendekati kecepatan cahaya. Bagian dari partikel itu jatuh melalui ergosfer sebelum jatuh ke dalam lubang hitam itu sendiri.
Comisso mengatakan lantaran lubang hitam berputar sangat cepat, itu menyeret ruang-waktu seperti pusaran. Menurut perhitungan, benda jauh ke dalam ergosfer ini dapat memiliki energi negatif yang tidak mungkin terjadi di tempat lain di alam semesta.
Karena menambahkan partikel berenergi negatif ke lubang hitam setara dengan mengekstraksi energi, alien dapat secara efektif memanfaatkan energi lubang hitam dengan menangkap bagian partikel yang lolos dari gravitasi intens lubang hitam.
Sementara dalam studi Penrose hanya mempertimbangkan satu partikel yang terbagi menjadi dua, penelitian terbaru mempertimbangkan plasma berukuran astronomi yang dihasilkan dalam disk akresi di sekitar lubang hitam.
Disk akresi adalah disk yang seringkali masif dan super panas dari materi yang mengorbit sebagian besar lubang hitam. Mengingat plasma memiliki partikel dalam jumlah besar, mereka dapat menghasilkan energi yang sangat besar.
Secara teori, lubang hitam juga ‘menguap’ dari waktu ke waktu dengan melepaskan radiasi Hawking – konsep mekanika kuantum yang diajukan oleh fisikawan Stephen Hawking – tetapi proses itu terlalu samar untuk dapat dideteksi.
Sambungan ulang magnetik
Comisso dan rekan penulis Felipe Asenjo dari Universidad Adolfo Ibanez di Santiago, Chilli menyarankan plasma untuk mengekstraksi energi dari lubang hitam yang berputar diciptakan oleh peristiwa penyambungan kembali magnet tepat di luar cakrawala kejadian.
Dia mengatakan sambungan ulang magnetik biasanya terlihat pada permukaan bintang seperti Matahari, di mana mereka melepaskan sejumlah besar energi sebagai suar plasma yang bergerak berlawanan arah.
Sementara flare plasma yang dibuat pada bintang jauh kembali ke bintang atau jet off ke luar angkasa, ergosfer dari lubang hitam yang berputar berarti semburan plasma yang jatuh dapat memperoleh energi negatif.
Studi baru menentang teori 1977 untuk mengekstraksi energi dari lubang hitam yang diajukan oleh astrofisikawan Roger Blandford dan Roman Znajek. Mereka menyarankan medan magnet di dekat lubang hitam tidak menyambung kembali melainkan menghasilkan sudut tambahan dalam plasma.
Comisso mengatakan baik teori baru ataupun lama sekarang dapat diuji untuk menentukan mana yang paling efektif untuk mengekstraksi energi dari lubang hitam yang berputar. “Nanti orang-orang akan melakukan simulasi superkomputer dari kedua kasus dan bisa saja ada perbandingannya,” katanya.
Hasilnya nanti akan dapat membantu para astronom memperkirakan laju putaran lubang hitam dengan lebih baik dan mengukur energi yang dilepaskan oleh jet plasma di dekat cakrawala peristiwa mereka.