Sinyal Starlink Ganggu Observasi Luar Angkasa, 76 Juta Gambar Terdampak

Leo Dwi Jatmiko
Minggu, 3 Agustus 2025 | 09:20 WIB
Ilustrasi starlink
Ilustrasi starlink
Bagikan

Bisnis.com, JAKARTA — Penelitian terbaru dari Universitas Curtin Australia mengungkap temuan mengkhawatirkan tentang dampak konstelasi satelit Starlink terhadap penelitian astronomi radio.

Studi yang dipimpin oleh Dylan Grigg ini menemukan bahwa hingga sebanyak 76 juta gambar atau sekitar 30% dari gambar teleskop radio terganggu oleh emisi satelit, menimbulkan kekhawatiran serius bagi masa depan eksplorasi alam semesta.

Tim peneliti dari International Centre for Radio Astronomy Research (ICRAR) di Universitas Curtin melakukan survei terbesar di dunia terhadap emisi radio satelit frekuensi rendah.

Menggunakan prototipe stasiun untuk Square Kilometre Array (SKA), mereka menganalisis 76 juta gambar langit selama empat bulan.

Hasil penelitian menunjukkan lebih dari 112.000 emisi radio terdeteksi dari 1.806 satelit Starlink yang berbeda. Yang paling mengejutkan, 703 satelit ditemukan memancarkan sinyal pada frekuensi 150,8 MHz, yang seharusnya dilindungi untuk kepentingan astronomi radio.

"Beberapa satelit terdeteksi memancarkan pada pita frekuensi di mana seharusnya tidak ada sinyal sama sekali," ungkap Dylan Grigg dilansir dari LiveScience, Minggu (3/8/2025).

Dia mengatakan interferensi atau gangguan sinyal dari satelit Starlink bukan hanya masalah teknis, tetapi ancaman eksistensial bagi eksplorasi astronomi yang dilakukan saat ini.

Netherlands Institute for Radio Astronomy (ASTRON) melaporkan bahwa satelit generasi kedua Starlink (V2) menghasilkan radiasi elektromagnetik 32 kali lebih kuat dibandingkan generasi sebelumnya. 

Benjamin Winkel dari Max Planck Institute for Radio Astronomy menjelaskan bahwa gangguan ini "membutakan" teleskop radio, menyebabkan data observasi terganggu dan tidak dapat digunakan.

Radiasi dari satelit Starlink bahkan 10 juta kali lebih kuat daripada sinyal terlemah yang biasanya ditangkap oleh teleskop radio seperti LOFAR.

Dalam laman Curtin University, Direktur Eksekutif Curtin Institute of Radio Astronomy Steven Tingay menjelaskan regulasi International Telecommunication Union (ITU) saat ini hanya fokus pada transmisi yang disengaja dan tidak mencakup jenis emisi tidak disengaja seperti ini. 

Namun, dia berharap penelitian ini dapat mendukung upaya internasional untuk memperbarui kebijakan yang mengatur dampak teknologi satelit terhadap penelitian astronomi radio. 

Starlink diluncurkan dari Florida, Amerika Serikat (AS)
Starlink diluncurkan dari Florida, Amerika Serikat (AS)

Meskipun menimbulkan kekhawatiran, SpaceX telah menunjukkan sikap kooperatif dalam menangani masalah ini. Perusahaan telah berkolaborasi dengan berbagai observatorium astronomi untuk mengembangkan solusi teknis. 

Salah satu terobosan adalah pengembangan metode penghindaran boresight teleskop bersama National Radio Astronomy Observatory (NRAO). Teknologi ini memungkinkan satelit Starlink mengalihkan beam mereka secara otomatis untuk menghindari interferensi ketika melintas dekat teleskop radio. 

SETI Institute dan SpaceX juga meluncurkan kolaborasi untuk melindungi observasi radio sensitif di Allen Telescope Array. Sistem ini menggunakan koordinasi real-time antara observatorium dan jaringan Starlink untuk mencegah saturasi sinyal.

Dengan lebih dari 7.000 satelit Starlink yang sudah beroperasi dan rencana hingga 42.000 satelit dalam konstelasi lengkap, masalah ini diperkirakan akan semakin kompleks.

Tidak hanya Starlink, operator satelit lain seperti Amazon dengan Project Kuiper dan OneWeb juga merencanakan konstelasi serupa.

Prediksi menunjukkan jumlah satelit yang mengorbit dapat mencapai 100.000 pada tahun 2030.. Hal ini menimbulkan kekhawatiran besar bagi proyek-proyek astronomi masa depan, termasuk Square Kilometre Array yang akan menjadi teleskop radio terbesar dan paling sensitif di dunia.

Simak berita lainnya seputar topik artikel ini di sini:

Penulis : Leo Dwi Jatmiko
Editor : Leo Dwi Jatmiko
Bagikan

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terkini

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Terpopuler

Topik-Topik Pilihan

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami