Wahana Pendarat Bulan Jepang Kembali Hidup Setelah Sempat Mati

Redaksi
Selasa, 27 Februari 2024 | 23:26 WIB
Ilustrasi luar angkasa/Istimewa
Ilustrasi luar angkasa/Istimewa
Bagikan

Bisnis.com, JAKARTA - Wahana antariksa milik Jepang bernama SLIM atau Smart Lander for Investigating Moon, telah menjalin kontak kembali dengan pengendalinya di Bumi. JAXA atau Japan Aerospace Exploration Agency membenarkan bahwa saat mendarat di Bulan, pesawat itu sedikit memiliki gangguan.

"Komunikasi dengan SLIM terputus setelah waktu singkat karena cuaca dan suhu peralatan komunikasinya masih sangat tinggi. Persiapan sedang dilakukan untuk melanjutkan misi ketika suhu peralatan sudah cukup dingin," mengutip pada postingannya di X, Selasa (27/2/2024).

SLIM merupakan pesawat luar angkasa Jepang pertama yang mencapai Bulan. Mendarat pada tanggal 19 Januari kemarin yang menjadikan Jepang sebagai negara ketiga di abad ini dan negara kelima yang berhasil mendarat di Bulan.

Selama proses pendaratan, pesawat mengalami anomali dan mendarat dengan posisi hidung menghadap ke bawah sehingga panel surya berada di bagian barat dan tidak menerima sinar matahari yang diperlukan untuk menghasilkan daya.

Setelah hanya beberapa jam beroperasi dengan daya baterai terbatas, pendarat mengirimkan gambar dari lokasi pendaratannya sebelum mati. Badan antariksa Jepang berharap cahaya bisa mencapai sel surya pesawat ruang angkasa saat sudut matahari di bulan bergeser, memungkinkan kendaraan itu untuk terbangun kembali.

Tepat seperti yang diharapkan, pesawat itu terbangun 10 hari kemudian dan mulai mengambil gambar yang baru. Sementara pesawat ruang angkasa sedang berkomunikasi, ia mengambil lebih banyak gambar menggunakan kamera navigasinya dan tim misi sedang menganalisis data tersebut. Beberapa gambar termasuk area yang tidak terlihat dalam data sebelumnya yang dikembalikan oleh pesawat luar angkasa tersebut.

Namun, sebetulnya SLIM telah mencapai tujuan utama misinya, yaitu untuk mendemonstrasikan teknologi baru untuk pendaratan presisi. Meskipun penurunan tidak berjalan sesuai rencana, akurasi pendaratan SLIM dapat dianggap berada dalam jarak 10 meter, menunjukkan akurasi yang jauh lebih besar daripada yang ditawarkan oleh teknologi yang digunakan oleh misi bulan sebelumnya, yang menargetkan zona pendaratan dalam beberapa mil.

Tim juga mengatakan bahwa mereka tertarik dengan kemungkinan observasi lebih lanjut, tetapi tidak menyebutkan kapan SLIM akan melanjutkan studi permukaan Bulan.

Pendaratan SLIM menempatkan Jepang dalam kelompok elit yang mencakup AS, Rusia, China, dan India. Dalam beberapa hari terakhir, AS juga mencetak rekor baru ketika misi oleh Intuitive Machines yang berbasis di Texas menjadi usaha komersial pertama yang mendarat di permukaan bulan, meskipun seperti SLIM, pendaratannya tidak sempurna dan misi tersebut diperkirakan akan berakhir lebih awal dari yang direncanakan. (Muhammad Diva Farel Ramadhan)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Simak berita lainnya seputar topik artikel ini di sini:

Penulis : Redaksi
Bagikan

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terkini

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Terpopuler

Topik-Topik Pilihan

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper