NASA Percepat Bangun Reaktor Nuklir di Bulan pada 2030

Mia Chitra Dinisari
Senin, 11 Agustus 2025 | 12:10 WIB
Gerhana bulan
Gerhana bulan
Bagikan

Bisnis.com, JAKARTA - NASA sedang mempercepat rencananya untuk membangun reaktor nuklir di bulan.

Selama beberapa tahun, badan tersebut telah berupaya menyiapkan sistem fisi berdaya 40 kilowatt untuk diluncurkan ke bulan pada awal tahun 2030-an. Namun, kepala sementara NASA, Sean Duffy, akan segera mengumumkan langkah yang lebih ambisius, melalui sebuah arahan yang akan dirilis minggu ini.

"Arahan reaktor tersebut memerintahkan badan tersebut untuk meminta proposal industri terkait reaktor nuklir berdaya 100 kilowatt yang akan diluncurkan pada tahun 2030, sebuah pertimbangan utama bagi kembalinya para astronaut ke permukaan bulan," demikian pernyataan NASA dilansir dari livescience.

NASA sedang berupaya untuk mengembalikan para astronaut ke bulan melalui program Artemis, yang bertujuan untuk membangun satu atau lebih pangkalan di permukaan bulan pada sekitar tahun 2030.

Sistem tenaga nuklir merupakan bagian penting dari visi ini. Tenaga surya bukanlah pilihan yang tepat untuk pos terdepan berawak; Karena bulan berotasi sangat lambat, malam hari di bulan berlangsung sekitar dua minggu Bumi.

China juga berencana membangun pangkalan di bulan, bermitra dengan Rusia dan sejumlah negara lain. Arahan Duffy yang akan datang diarahkan untuk mengalahkan Tiongkok, tulis Politico.

Arahan tersebut menyatakan bahwa negara pertama yang memiliki reaktor di bulan dapat "mendeklarasikan zona terlarang, yang akan secara signifikan menghambat Amerika Serikat," menurut Politico.

Presiden Donald Trump menunjuk Duffy — mantan pembawa acara Fox Business Channel dan bintang "Real World: Boston" yang juga Menteri Perhubungan AS — untuk menjadi administrator sementara NASA pada 9 Juli.

Penunjukan ini dilakukan lima minggu setelah Trump menarik nominasi calon kepala NASA, pengusaha miliarder, dan astronaut swasta Jared Isaacman, yang awalnya ia pilih. Langkah mengejutkan ini dilakukan hanya sekitar seminggu sebelum Isaacman dijadwalkan untuk dikukuhkan oleh Senat AS.

Simak berita lainnya seputar topik artikel ini di sini:

Bagikan

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terkini

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Terpopuler

Topik-Topik Pilihan

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami