Bisnis.com, JAKARTA - Kecepatan internet Indosat (ISAT) dan Tri Indonesia mengalami peningkatan signifikan sepanjang 2023, hampir melampaui XL Axiata dan mendekati Telkomsel. Di sisi lain, kualitas internet Smartfren (FREN) masih biasa-biasa saja.
Situs pengujian kecepatan internet milik Ookla, Speedtest, melaporkan bahwa rata-rata kecepatan unduh Indosat pada kuartal IV/2023 mencapai 20,31 Mbps, tertinggal dari Telkomsel dan Xl Axiata, yang masing-masing sebesar 31,14 Mbps dan 20,77 Mbps.
Namun, jika dilihat berdasarkan pertumbuhan kecepatan internet tahunan, kualitas internet Indosat tumbuh signifikan yaitu 7,54 Mbps, tertinggi nomor dua setelah Telkomsel yang tumbuh 10,29 Mbps. Pertumbuhan kecepatan internet signifikan juga dicatatkan oleh Tri, yang tumbuh dari 10,90 Mbps pada kuartal IV/2022 menjadi 19,95 Mbps pada kuartal IV/2023.
Kualitas internet Indosat yang makin baik tidak terlepas dari agresivitas perusahaan dalam menggelar 4G pada 2023.
Indosat tercatat sebagai operator dengan penambahan BTS 4G terbanyak di industri pada kuartal III/2023. Jumlah BTS 4G yang dioperasikan Indosat bertambah 44.558 BTS menjadi 172.115 BTS pada kuartal III/2023.
Indosat meningkatkan layanan di Nusa Tenggara yang bertujuan untuk mendukung pemerataan akses digital sekaligus memberdayakan masyarakat di wilayah timur Indonesia.
Adapun rata-rata kecepatan internet XL Axiata tumbuh dari 19,18 Mbps pada kuartal IV/2022 menjadi 20,77 Mbps atau naik sekitar 1,56 Mbps saja.
Smartfren menempati urutan terbawah dengan rata-rata kecepatan unduh mencapai 18,76 Mbps pada kuartal IV/2023, tumbuh 6,97 Mbps dari posisi tahun lalu yang sebesar 11,79 Mbps.
Tidak hanya itu, perihal latensi Smartfren juga menempati posisi terbawah dengan latensi 59 milidetik. Urutan pertama masih dipegang Telkomsel dengan 45 milidetik disusul kemudian Tri dengan 49 milidetik, Indosat 50 milidetik dan XL Axiata 55 milidetik.
Pengamat menyarankan pemerintah untuk membuat roadmap pembangunan jaringan telekomunikasi di Indonesia, khususnya untuk menyediakan internet berkecepatan minimal 100 mbps di seluruh Indonesia.
Direktur Eksekutif Indonesia ICT Institute Heru Sutadi mengatakan banyak negara di dunia yang sudah mencanangkan warganya mendapatkan 100mbps. Selain itu, kata Heru, banyak negara bukan hanya memiliki smart city, melainkan juga gigacity. Artinya, kecepatan internet di kota-kota sudah mencapai 1Gbps.
“Kita bisa menggunakan berbagai macam teknologi, tergantung kebutuhannya, apakah itu serat optik, teknologi seluler, atau teknologi satelit, karena ada beberapa wilayah yang tidak dapat dijangkau serat optik atau BTS,” ujar Heru.
Kemudian, Heru menyarankan pemerintah untuk lebih merencanakan pembangunan infrastruktur dengan lebih matang. Heru melihat pembangunan saat ini seakan belum terencana dengan baik dan belum dilakukan secara merata.
Menurutnya, dampak dari semua hal ini terlihat dari kecepatan internet Indonesia yang ada di posisi kedua terendah di Asia Tenggara, tepatnya di atas Myanmar.
“Padahal kita tahu sendiri Myanmar sekarang lagi bergejolak dan belum lama melakukan pembangunan,” ujar Heru.