Sinyal Internet Diminta Merata, 100 Mbps di Seluruh Indonesia Realistis?

Crysania Suhartanto
Kamis, 4 Januari 2024 | 11:30 WIB
Foto udara salah satu tower milik Tower Bersama Group (TBIG) yang berada di wilayah Balikpapan Baru, Kota Balikpapan, Kalimantan Timur (24/11/2023). Bisnis/Adam Rumansyah.
Foto udara salah satu tower milik Tower Bersama Group (TBIG) yang berada di wilayah Balikpapan Baru, Kota Balikpapan, Kalimantan Timur (24/11/2023). Bisnis/Adam Rumansyah.
Bagikan

Bisnis.com, JAKARTA - Pengamat menyarankan pemerintah untuk membuat roadmaps pembangunan jaringan telekomunikasi di Indonesia, khususnya untuk menyediakan internet berkecepatan minimal 100 mbps di seluruh Indonesia. 

Direktur Eksekutif Indonesia ICT Institute Heru Sutadi mengatakan banyak negara di dunia yang sudah mencanangkan warganya mendapatkan 100mbps. Selain itu, kata Heru, banyak negara bukan hanya memiliki smart city, melainkan juga gigacity. Artinya, kecepatan internet di kota-kota sudah mencapai 1Gbps.

“Kita bisa menggunakan berbagai macam teknologi, tergantung kebutuhannya, apakah itu serat optik, teknologi seluler, atau teknologi satelit, karena ada beberapa wilayah yang tidak dapat dijangkau serat optik atau BTS,” ujar Heru kepada Bisnis, Selasa (3/1/2024).

Diketahui, berdasarkan data pada 2022, masih ada sekitar 12.548 desa di Indonesia yang mengalami blank spot.

Sebenarnya pemerintah sudah meluncurkan Satelit Satria-1 untuk menyasar daerah-daerah tersebut. Namun, kecepatan per titiknya hanya sekitar 3Mbps. Pembangunan BTS 4G oleh Kemenkominfo di daerah-daerah 3T belum sepenuhnya selesai, terutama yang berada di Papua. 

Oleh karena itu, Heru mengatakan pemerintah Indonesia seharusnya lebih gencar untuk membangun infrastruktur di Indonesia. Menurutnya, dengan wilayah Indonesia yang sangat luas dengan topografi yang beragam, pemerintah seharusnya melakukan pembangunan infrastruktur lebih giat 2-3 kali lipat.

Kemudian, Heru menyarankan pemerintah untuk lebih merencanakan pembangunan infrastruktur dengan lebih matang. Heru melihat pembangunan saat ini seakan belum terencana dengan baik dan belum dilakukan secara merata.

Menurutnya, dampak dari semua hal ini terlihat dari kecepatan internet Indonesia yang ada di posisi kedua terendah di Asia Tenggara, tepatnya di atas Myanmar.

“Padahal kita tahu sendiri Myanmar sekarang lagi bergejolak dan belum lama melakukan pembangunan,” ujar Heru.

Lebih lanjut, Heru juga mengungkit wacana merdeka sinyal Indonesia pada 2020, yang hingga 2023 juga belum kunjung terlaksana. 

Untuk diketahui, para pengganti Joko Widodo memiliki ambisi untuk meningkatkan digital di Tanah Air, termasuk menghadirkan internet cepat yang merata. 

Para pasangan calon melihat nilai ekonomi digital yang besar di Tanah Air, harus dapat dimaksimalkan. 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Simak berita lainnya seputar topik artikel ini di sini:

Bagikan

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terkini

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Terpopuler

Topik-Topik Pilihan

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper