Belanja Perpajakan Sektor TIK Capai Rp4,7 Triliun, Masuk 5 Terendah pada 2026

Pernita Hestin Untari
Selasa, 19 Agustus 2025 | 16:09 WIB
Salah satu BTS 4G di daerah 3T. Kehadiran infrastruktur digital diharapkan dapat memangkas gap sehingga masyarakat di daerah tertinggal juga dapat terhubung dengan dunia yang luas lewat internet/sumber: Bakti
Salah satu BTS 4G di daerah 3T. Kehadiran infrastruktur digital diharapkan dapat memangkas gap sehingga masyarakat di daerah tertinggal juga dapat terhubung dengan dunia yang luas lewat internet/sumber: Bakti
Bagikan
Ringkasan Berita
  • Belanja perpajakan sektor informasi dan komunikasi diproyeksikan mencapai Rp4,7 triliun pada 2026, sedikit meningkat dari Rp4,5 triliun pada 2025.
  • Sektor informasi dan komunikasi tetap berada di lima terbawah belanja perpajakan, bersama multi sektor, pengadaan air, pertambangan, dan penyediaan akomodasi.
  • Peningkatan belanja perpajakan sektor ini didorong oleh perkembangan ekonomi digital dan pemanfaatan fasilitas pengurangan dasar pengenaan pajak (DPP).

* Ringkasan ini dibantu dengan menggunakan AI

Bisnis.com, JAKARTA— Belanja perpajakan sektor informasi dan komunikasi diproyeksikan mencapai Rp4,7 triliun pada 2026. Angka ini sedikit meningkat dibandingkan proyeksi 2025 yang sebesar Rp4,5 triliun.

Mengutip Buku II Nota Keuangan dan RAPBN 2026, belanja perpajakan sektor ini sempat mengalami fluktuasi sejak 2021. Pada tahun tersebut, nilainya diperkirakan Rp2,3 triliun, lalu turun menjadi Rp2 triliun pada 2022 dan 2023. 

Selanjutnya, pada 2024, estimasi belanja naik menjadi Rp2,4 triliun. Meski tumbuh, sektor informasi dan komunikasi masih berada di jajaran lima terbawah belanja perpajakan. 

Sektor lain dengan estimasi belanja perpajakan terendah yaitu multi sektor Rp2 triliun, pengadaan air, pengelolaan sampah dan limbah Rp2,8 triliun, pertambangan dan penggalian Rp3,2 triliun, serta penyediaan akomodasi dan makanan-minuman Rp3,5 triliun.

Secara total, belanja perpajakan seluruh sektor ekonomi diperkirakan mencapai Rp563,6 triliun pada 2026. Nilai terbesar disumbang industri pengolahan sebesar Rp141,7 triliun, disusul pertanian, kehutanan, dan perikanan Rp63,8 triliun, perdagangan Rp59,3 triliun, jasa keuangan dan asuransi Rp54,4 triliun, serta transportasi dan pergudangan mencapai rekor Rp43,6 triliun.

Belanja perpajakan nasional terus naik seiring pertumbuhan ekonomi. Pada 2024, nilainya diperkirakan mencapai Rp400.133,1 miliar atau 1,81% dari PDB, naik 11,1% dibandingkan realisasi 2023 sebesar Rp360.007,0 miliar atau 1,72% dari PDB. Kenaikan ini sejalan dengan kondisi ekonomi nasional yang tetap terjaga di tengah dinamika global.

Belanja perpajakan dialokasikan sesuai kebutuhan sektor, antara lain untuk menjaga daya beli masyarakat, menarik investasi, meningkatkan kualitas SDM, serta mendukung pengembangan UMKM.

Sementara itu, berdasarkan Laporan Belanja Perpajakan 2023, sektor informasi dan komunikasi mencatat pertumbuhan cukup besar. 

Peningkatan ini didorong pesatnya perkembangan ekonomi digital, khususnya melalui pemanfaatan fasilitas pengurangan dasar pengenaan pajak (DPP) terkait jasa pemasaran berbasis voucer, layanan transaksi pembayaran distribusi voucher, serta program loyalitas dan penghargaan pelanggan.

Simak berita lainnya seputar topik artikel ini di sini:

Bagikan

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terkini

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Terpopuler

Topik-Topik Pilihan

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami