Bisnis.com, JAKARTA - Sukses atau tidaknya migrasi siaran TV analog ke digital atau Analog Switch Off (ASO) saat ini dinilai tergantung pada komitmen distribusi set top box (STB) oleh Lembaga Penyiaran Swasta (LPS) yang jadi penyelenggara multipleksing.
Direktur Jenderal Informasi dan Komunikasi Publik Kemenkominfo Usman Kansong menuturkan pemerintah telah menyelesaikan distribusi STB bagi rumah tangga miskin (RTM) sebanyak 1,2 juta lebih. Sisanya merupakan kewajiban dari LPS.
"Yang jadi kewajiban pemerintah itu sudah terdistribusi semuanya, tinggal [komitmen] LPS karena salah satu ukuran bisa ASO atau tidak itu distribusi STB buat masyarakat miskin," ujarnya di Jakarta, Rabu (15/2/2023).
Untuk ASO sendiri, dia menuturkan dalam waktu dekat tepatnya 20 Maret 2023 akan dilakukan di tiga wilayah siaran yakni Bali, Kalimantan Selatan-1 (Kalsel-1), dan Sumatra Selatan-1 (Sumsel-1).
Direktur Penyiaran Direktorat Jenderal Penyelenggaraan Pos dan Infomatika (Ditjen PPPI) Kemenkominfo Geryantika Kurnia menyatakan STB juga akan terus didistribusikan kepada RTM di wilayah layanan Bali, Palembang sekitarnya, dan Banjarmasin sekitarnya dengan jumlah sekitar 131.000 unit.
Adapun, dari jumlah tersebut, sambung dia, sekitar 95.000 unit berasal dari bantuan pemerintah dan sisanya dari penyelenggara mux.
Sedangkan secara nasional, lembaga penyelenggara multipleksing (mux) atau LPS masih punya utang untuk membagikan sekitar 4 juta unit STB.
Gery memerinci, ada tujuh grup penyelenggara mux yang berkewajiban mendistribusikan STB ke masyarakat, yakni SCM/Emtek, MNC, Trans Media, Media, RTV, Viva, dan Nusantara.
Berdasarkan Data Pensasaran Percepatan Penghapusan Kemiskinan Ekstrem (P3KE), komitmen distribusi STB dari penyelenggara mux sebesar 4,3 juta unit dan baru terdistribusi 6,5 persen atau sekitar 280.000 unit STB.
"Jumlah tersebut masih sangat kecil bila dibandingkan komitmen STB bantuan pemerintah yang sudah terdistribusi kepada RTM 99,8 persen atau sekitar 1,2 juta," tutup Gery.