Bisnis.com, JAKARTA - Traveloka, salah satu perusahaan platform online travel agent (OTA) di Indonesia, mengungkapkan alasan perusahan tidak tergabung sebagai mitra Kartu Prakerja yang dicanangkan oleh pemerintah.
Chief Marketing Officer Traveloka Dionisius Nathaniel mengatakan perusahaan pada awalnya sangat tertarik untuk menyediakan kanal pelatihan untuk program Kartu Prakerja.
"Dari hasil koordinasi kami dengan pihak terkait, kami mendapatkan informasi bahwa program ini akan diluncurkan pada Maret 2020. Setelah melakukan diskusi dan evaluasi internal secara intensif, kami menyimpulkan bahwa jangka waktu tersebut dirasa cukup sempit bagi kami untuk mengembangkan produk kursus atau workshop yang terdapat dalam platform Traveloka," ujar Dionisius kepada Bisnis.com, Selasa (5/5/2020).
Hal tersebut, lanjutnya, dikarenakan skema Program Kartu Pra-Kerja cukup berbeda dengan skema yang saat ini terdapat di platform perusahaan, sehingga diperlukan waktu yang lebih lama untuk melakukan konfigurasi ulang pada sistem platform untuk dapat memenuhi kriteria Program Kartu Pra-Kerja tersebut.
Selain itu, lanjutnya, mengingat pada Desember 2019 kasus Covid-19 mulai berkembang dengan pesat di China, Traveloka melihat besar kemungkinan sektor perjalanan dan pariwisata akan terdampak, sehingga perusahaan mulai memfokuskan upaya kami untuk merespons situasi ini.
"Atas dasar evaluasi mendalam dengan pertimbangan yang matang dan mencakup seluruh aspek, maka dengan berat hati kami harus memutuskan untuk belum dapat ikut serta dalam program ini terlebih dahulu. Dengan jangka waktu yang cukup singkat, kami khawatir tidak dapat memberikan hasil yang maksimal dan sesuai dengan ketentuan yang telah ditetapkan pemerintah," jelasnya.
Meski demikian, Dionisius mengatakan perusahaan sangat terbuka apabila di kemudian hari diberikan kesempatan untuk bergabung dalam Program Kartu Prakerja. Traveloka, lanjutnya, juga menyambut baik potensi kerja sama kolaboratif lain yang ditawarkan oleh pemerintah maupun para pelaku industri lainnya.