Soal Infrastruktur Internet, Yogyakarta Patut Dicontoh

Leo Dwi Jatmiko
Kamis, 13 Juni 2019 | 10:52 WIB
Tugu Yogyakarta/webtempatwisata.com
Tugu Yogyakarta/webtempatwisata.com
Bagikan

Bisnis.com, JAKARTA — Asosiasi Penyelenggara Jaringan Telekomunikasi (Apjatel) menilai tingginya biaya retribusi yang dipungut pemerintah daerah menjadi kendala dalam menggelar jaringan internet padahal infrastruktur internet makin berperan penting untuk perekonomian suatu daerah.

Jaringan internet yang andal membuat suatu daerah lebih maju secara teknologi informasi dan komunikasi, bahkan mendorong pengembangan kota pintar atau smart city di daerah tersebut.  

Sekjen Apjatel Bambang Prastowo mengatakan beberapa daerah sadar dengan pentingnya infrastruktur internet sehingga menjadikan penerimaan daerah pertimbangan kedua. Salah satunya adalah Pemkot Yogyakarta yang mempermudah penggelaran jaringan di Jln. Sudirman—Jln. Tugu.

Bambang mengatakan di ruas jalan tersebut, pemkot menurunkan kabel yang melintang di atas permukaan jalan ke bawah tanah. Dalam penertiban tersebut pemerintah daerah setempat memberi insentif dengan membebaskan biaya pemasangan kabel di bawah tanah atau ducting kepada operator telekomunikasi.

“Mereka [Pemkot Yogyakarta] tidak menargetkan itu sebagai Pendapatan Asli Daerah (PAD), mereka sadar dengan adanya internet cepat itu, akan mengundang wisatawan untuk masuk, ekonomi tumbuh,” kata Bambang kepada Bisnis, Rabu (13/6/2019).

Bambang mengatakan proyek Sudirman—Tugu di Yogyakarta baru berupa studi percontohan. Jika berhasil, Bambang optimistis kebijakan tersebut bisa diterapkan secara merata di Yogyakarta.

Dia mengatakan dengan metode itu, pemerintah secara tidak langsung telah berhasil menertibkan daerah tanpa mengurangi kualitas layanan internet di tempat tersebut.

“Karena ada internet cepat orang kirim gambar dan status, ‘masakan enak daerah sini’, itu yang kurang dipikirkan daerah lain. Jangan lupa untuk menjadi smart city juga membutuhkan akses internet” kata Bambang.    

Bambang menjelaskan dalam menghitung retribusi, setiap daerah memiliki tolak ukur yang berbeda-beda. Beberapa daerah, kata Bambang, ada yang menghitung retribusi berdasarkan panjang kabel, jumlah tiang, nilai lahan yang di sewa, nilai lahan yang dilewati, hingga keluasan tiang yang ditanam.

“Perhitungannya juga beda-beda ada yang harus bayar per bulan, ada juga yang sekali bayar di awal,” kata Bambang.

Simak berita lainnya seputar topik artikel ini di sini:

Penulis : Leo Dwi Jatmiko
Bagikan

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terkini

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Terpopuler

Topik-Topik Pilihan

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper