Bisnis.com, JAKARTA -- Lembaga antariksa India memperkenalkan pesawat luar angkasa yang akan diluncurkan ke Bulan pada bulan depan.
Pesawat luar angkasa bernama Chandrayaan-2 itu merupakan penerus Chandrayaan-1 yang diluncurkan pada 2008 dan hanya bertugas mengorbit Bulan. Adapun Chandrayaan-2 ditargetkan mendarat di satelit Bumi itu pada awal September 2019.
Dilansir dari BBC, Kamis (13/6/2019), jika misi ini sukses maka India akan menjadi negara keempat yang bisa mendaratkan pesawat antariksanya di Bulan setelah AS, Uni Soviet, dan China.
Selama 14 hari beroperasi di Bulan, Chandrayaan-2 akan mengumpulkan data mengenai permukaan Bulan serta keberadaan air, mineral, dan formasi bebatuan. Pesawat yang dibuat oleh Indian Space Research Organization (ISRO) ini ditargetkan mendarat di dekat kutub selatan Bulan, yang belum pernah didarati sebelumnya.
Reuters melaporkan nama Chandrayaan berarti kendaraan Bulan dalam bahasa Sansekerta.
"15 menit terakhir sebelum mendarat akan menjadi momen yang paling menakutkan bagi kita," ujar Chairman ISRO K. Sivan dalam konferensi pers di Bengaluru, Rabu (12/6).
Alasannya, ada banyak isu yang bisa berpengaruh terhadap misi tersebut termasuk gravitasi, kondisi daratan, serta debu Bulan.
Misi Chandrayaan-2, yang awalnya direncanakan menjadi proyek bersama dengan Rusia, diperkirakan menghabiskan dana sekitar 10 miliar rupee atau sekitar US$144 juta. Angka ini jauh di atas biaya Chandrayaan-1 yang hanya US$79 juta.
Perdana Menteri (PM) India Narendra Modi cukup agresif dalam kebijakan luar angkasanya.
Agresivitas India menambah ketat persaingan dalam hal perkembangan teknologi antariksa dan misi luar angkasa. Pada awal tahun ini, China sukses mendaratkan Chang'e-4 di sisi terjauh Bulan sedangkan AS merupakan negara yang dikenal paling getol di bidang ini.