Bakti Tunjuk 5 Vendor Satelit HTS, PSN Dapat Jatah Paling Besar

Syaiful Millah
Kamis, 31 Januari 2019 | 07:17 WIB
Ilustrasi satelit komunikasi/Wikimedia Commons
Ilustrasi satelit komunikasi/Wikimedia Commons
Bagikan

Bisnis.com, JAKARTA — Badan Aksesibilitas Telekomunikasi dan Informasi (Bakti) menandatangani perjanjian kerja sama penyewaan kapasitas satelit dengan lima perusahaan penyedia layanan telekomunikasi pada Rabu (30/1). 

Kelima perusahaan tersebut yaitu PT Aplikanusa Lintasarta dengan satelit Intelsat yang saat ini mengorbit di 169° Bujur Timur (BT) dan 60° BT yang menyewakan kapasitas 1,7 Gbps; PT Indo Pratama Teleglobal dengan satelit SES 12 di orbit 95° BT kapasitas 3,8 Gbps.

Konsorsium iForte HTS dengan satelit Telstar 18V di orbit 138° BT menyediakan kapasitas 5,7 Gbps; PT Telekomunikasi Indonesia dengan satelit APSTAR 5C yang mengorbit di 138° BT kapasitas 3,2 Gbps; dan PT Pasifik Satelit Nusantara (PSN) dengan satelit Nusantara Satu yang akan mengorbit di 146° BT dan meyediakan kapasitas sebesar 6,4 Gbps.

Dari kelima perusahaan yang memenangkan tender penyewaan kapasitas satelit, empat satelit di antaranya telah berada di orbit masing-masing. Sementara, satelit milik PT PSN akan diluncurkan pada Februari mendatang.

Adapun, lima perusahaan pemenang tender sewa kapasitas yaitu PT Aplikanusa Lintasarta, PT Indo Prarama Teleglobal, Konsorsium iForte HTS, PT Pasifik Satelit Nusantara, dan PT Telekomunikasi Indonesia. 

Direktur Utama Bakti Anang Latif menuturkan penyediaan kapasitas satelit telekomunikasi merupakan upaya Bakti untuk menyediakan kapasitas satelit lebih awal sembari menunggu konstruksi proyek satelit multifungsi pemerintah. 

"Kami optimistis dengan penyediaan kapasitas satelit telekomunikasi ini, Indonesia dapat merdeka sinyal dengan cepat," katanya di Jakarta, 

Anang menyampaikan pihaknya menyiapkan kapasitas sebesar 21 Gbps hasil sewa dari 5 operator satelit, dengan porsi yang berbeda sesuai kemampuan masing-masing operator. 

Adapun, kapasitas tersebut akan melayani 10.000 titik internet yang tersebar daerah 3T (terdepan, tertinggal, dan terluar) yang minim akses telekomunikasi. 

Simak berita lainnya seputar topik artikel ini di sini:

Penulis : Syaiful Millah
Bagikan

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terkini

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Terpopuler

Topik-Topik Pilihan

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper