Kemenkominfo Berharap Cuan Operator Dipakai untuk Perluas Jaringan di RI

Rika Anggraeni
Rabu, 21 Agustus 2024 | 21:44 WIB
Dirjen Sumber Daya dan Perangkat Pos dan Informatika, Kementerian Komunikasi dan Informatika Ismail menyampaikan paparan saat acara Bisnis Indonesia Forum di Jakarta, Rabu (21/8/2024)/JIBI/Bisnis/Arief Hermawan P
Dirjen Sumber Daya dan Perangkat Pos dan Informatika, Kementerian Komunikasi dan Informatika Ismail menyampaikan paparan saat acara Bisnis Indonesia Forum di Jakarta, Rabu (21/8/2024)/JIBI/Bisnis/Arief Hermawan P
Bagikan

Bisnis.com, JAKARTA - Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kemenkominfo) mempertimbangkan banyak hal sebelum memberikan insentif ke masyarakat, salah satunya manfaat yang diterima masyarakat.

Direktur Jenderal Sumber Daya Perangkat Pos dan Informatika (Dirjen SDPPI) Kemenkominfo Ismail mengatakan untuk mendorong konektivitas, pemerintah menyiapkan sejumlah regulasi yang memudahkan penggelaran jaringan. 

Kemenkominfo berharap agar pendapatan yang dibukukan perusahaan telekomunikasi dikembalikan lagi untuk kepentingan masyarakat dengan memperluas jaringan di Indonesia, bukan untuk diinvestasikan di negara lain.  

“Dia [investor] menarik untung dan sebagainya dari pendapatan infrastrukturnya, dipakainya bukan untuk lakukan investment lagi [di Indonesia],” kata Ismail dalam forum diskusi Bisnis Indonesia Forum bertajuk ‘Sektor Telekomunikasi Dikepung Masalah, Bagaimana Arah Industri ke Depan’ di Wisma Bisnis Indonesia, Jakarta, Rabu (21/8/2024). 

Ismail menyatakan bahwa pemerintah menginginkan investor yang bersifat jangka panjang (long term). Investasi dilakukan secara terus menerus untuk memberdayakan Indonesia. 

“Pemerintah harus punya visi jangka panjang, jangka menengah, jangka pendek yang dikomunikasikan dengan baik,” kata Ismail. 

Dia menyampaikan bahwa konektivitas menjadi hal yang harus diselesaikan dengan segera sehingga menghasilkan multiplier effect untuk ekonomi bangsa.

Lebih lanjut, Ismail menuturkan bahwa Indonesia harus membuat terobosan-terobosan yang bukan hanya dilakukan pemerintah saja, melainkan juga bersama dengan pemakan telekomunikasi lainnya.

“Karena infrastruktur ini tidak sepenuhnya dibangun oleh pemerintah. Pemerintah sudah menerapkan bahwa pembangunan infrastruktur ini sebagian besar, bahkan mayoritas itu dilakukannya oleh pelaku usaha, bukan oleh kita,” tuturnya.

Ismail menyoroti mengenai industri telekomunikasi yang berubah. Total pengembalian pemegang saham (shareholder return) yang terjadi di industri telekomunikasi di dunia mengalami kontraksi. 

Dia mengatakan bahwa kondisi telekomunikasi saat ini telah berubah. Dahulu total shareholder return di industri telekomunikasi bisa mencapai kisaran 20%—30% setahun.

Adapun saat ini kisaran total shareholder return secara global hanya mencapai single digit atau sebesar 6%. 

“Dahulu sangat seksi telekomunikasi di seluruh dunia. Total shareholder return-nya itu bisa 20%-30% setahun. Tetapi sekarang kisarannya itu di angka 6%,” kata Ismail 

Simak berita lainnya seputar topik artikel ini di sini:

Penulis : Rika Anggraeni
Editor : Leo Dwi Jatmiko
Bagikan

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terkini

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Terpopuler

Topik-Topik Pilihan

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper