Bisnis.com, JAKARTA - Kehadiran regulasi kecerdasan buatan (AI) yang selaras dengan peraturan yang telah diterapkan di global diyakini akan membuat inovasi AI berkembang lebih cepat. Selain itu, berpeluang menarik investasi baru karena perusahaan global merasa cocok dengan regulasi yang berada di luar negeri.
Director Government Affairs Microsoft Indonesia & Brunei Darussalam Ajar Edi mengatakan kehadiran regulasi sangat penting untuk pengembangan AI. Kehadiran regulasi kecerdasan buatan akan memberi kepastian kepada setiap perusahaan baik itu pengembang maupun pengguna, dalam mengembangkan kecerdasan buatan.
Tidak hanya itu, kata Edi, regulasi juga memberikan ruang kepada para pemain AI dalam melakukan akselerasi dan inovasi.
"Tujuan dari kecerdasan buatan adalah untuk mendorong pertumbuhan ekonomi. Inovasi-inovasi dari AI akan mengakselerasi hal baru yang kemudian membantu Indonesia mendapatkan ekonomi AI," kata Ajar kepada Bisnis, Rabu (26/6/2024).
Diketahui, secara ekonomi, berkembangnya teknologi kecerdasan artifisial generatif (generative AI) telah banyak membuka banyak kesempatan dan peluang. Sebagai gambaran, penggunaan generative AI setidaknya dapat membuka kapasitas produksi sedikitnya USD 243,5 miliar atau setara dengan 18% dari PDB di tahun 2022 menurut laporan ELSAM dan Access Partnership, 2023.
Ajar juga mengatakan bahwa selain membutuhkan regulasi yang sesuai, untuk mencapai tujuan ekonomi tersebut juga dibutuhkan sumber daya manusia yang memadai, produk, dan aplikasi kecerdasan buatan yang bertanggung jawab.
Dengan hadirnya produk yang bertanggung jawab publik merasakan manfaat yang nyata dari AI.
Sebagai contoh, startup yang bergerak di bidang tambak ikan, memberikan pengetahuan kepada para penggunanya mengenai cara budidaya ikan lewat informasi yang dikumpulkan dengan kecerdasan buatan.
Informasi yang dapat dipertanggungjawabkan dan benar tersebut kemudian membuat para pengguna menjadi lebih cerdas.
Dia menambahkan meski demikian dalam pengembangan AI terdapat sejumlah tantangan yang harus dihadapi mulai dari investasi, infrastruktur, hingga talenta digital yang dapat membangun kecerdasan buatan.
Adapun untuk mendukung hadirnya kecerdasan buatan yang bertanggung jawab dan terpercaya, ujar Edi, Microsoft melakukan berbagai langkah.
"Tentu kami sudah punya reposnible AI office . Saat membuat aplikasi tim engineering juga melakukan konsultasi dengan tim responsible sehingga aplikasi yang digunakan selaras," kata Edi.
Industri, kata Edi, juga berharap agar regulasi kecerdasan buatan yang akan diterapkan pemerintah nanti juga selaras dengan regulasi-regulasi buatan di negara lain.
Dia mengatakan regulasi yang sesuai juga dapat menarik investasi seiring dengan masuk pemain Global manapun dapat masuk ke Indonesia
Sekadar informasi, untuk membahas lebih dalam mengenai pengembangan regulasi AI, Kemenkominfo bekerja sama dengan Elsam, Microsoft dan Bisnis Indonesia, menggelar diskusi publik dengan tema Menyiapkan Regulasi AI yang Bertanggung Jawab dan Terpercaya untuk Indonesia.
Acara yang digelar pada Rabu (26/6/2024) tersebut akan mengundang beberapa pembicara antara lain Wamenkominfo Nezar Patria, Director Government Affairs Microsoft Indonesia & Brunei Darussalam Ajar Edi, Chief Technology Officer (CTO) INDICO Dios Kurniawan Sri Safitri, dan Head of Unit Social and Human Sciences, UNESCO Undral Ganbaatar.
Para narasumber akan memaparkan berbagai hal mulai dari tindak lanjut SE Menkominfo tentang Etika Kecerdasan Artifisial, model-model tata kelola AI yang bertanggung jawab dan terpercaya, hingga panduan yang sudah dikembangkan oleh UNESCO, sebagai acuan dalam pembuatan regulasi AI yang bertanggung jawab dan terpercaya.