Gegara Starlink Milik Elon Musk, Anak Muda Suku Terpencil di Amazon Kini Kecanduan Pornografi

Hesti Puji Lestari
Rabu, 12 Juni 2024 | 14:56 WIB
CEO dan Pendiri SpaceX Elon Musk memberikan keynote speech saat pembukaan World Water Forum ke-10 di Bali International Convention Centre (BICC), Nusa Dua, Bali, Senin (20/5/2024). Dok Youtube Kominfo RI
CEO dan Pendiri SpaceX Elon Musk memberikan keynote speech saat pembukaan World Water Forum ke-10 di Bali International Convention Centre (BICC), Nusa Dua, Bali, Senin (20/5/2024). Dok Youtube Kominfo RI
Bagikan

Bisnis.com, JAKARTA - Starlink ternyata memiliki banyak efek buruk terhadap mereka yang tiba-tiba mendapatkan akses internet tanpa batas.

Starlink milik Elon Musk memiliki 6.000 satelit mengorbit rendah yang diluncurkan dalam beberapa tahun terakhir. Satelit ini menyediakan layanan internet berkecepatan tinggi ke banyak tempat paling terpencil di dunia.

Tujuan Elon Musk satu yakni agar semua orang mendapatkan akses internet secara sama rata sehingga bisa mengakses informasi dari berbagai belahan dunia dengan mudah.

Namun hal berbeda terjadi pada generasi muda suku Marubo, sebuah komunitas suku kuno di hutan hujan Amazon.

Dilansir dari temuan New York Times, sejak peluncuran layanan Starlink di Brasil pada bulan September lalu, anak-anak muda dari 2.000 anggota komunitas kini menjadi lebih malas dan kecanduan media sosial.

Bahkan dalam laporan tersebut menuliskan jika anak-anak muda di suku pedalaman Amazon itu banyak yang mulai kecanduan pornografi.

Terlepas dari semua kemajuan teknologi yang dibawa internet ke komunitas terpencil untuk pendidikan, layanan kesehatan, dan komunikasi, penduduk desa adalah pihak yang paling resah dengan paparan pornografi pada generasi muda. 

Pemimpin suku Marubo, Alfredo, mengatakan kepada New York Times bahwa generasi muda di suku mereka kini lebih aktif bermedia sosial dan melakukan percakapan di internet.

“Kami khawatir generasi muda akan ingin mencobanya,” NYT mengutip Marubo, yang mengacu pada gambar dewasa yang sering diakses anak-anak suku tersebut.

Anggota masyarakat juga mulai mengamati perilaku seksual yang lebih agresif dari para pria muda, tambah laporan itu. Ada juga risiko perubahan perilaku pada anak-anak yang baru pertama kali terpapar video game kekerasan.

Simak berita lainnya seputar topik artikel ini di sini:

Bagikan

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terkini

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Terpopuler

Topik-Topik Pilihan

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper