Elon Musk Mau Turunkan Ketinggian Starlink, Makin Dekat dengan Pesawat Terbang

Redaksi
Rabu, 12 Juni 2024 | 10:18 WIB
Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi Luhut Binsar Pandjaitan menjemput CEO SpaceX sekaligus Tesla Inc., Elon Musk di Bandara Internasional I Gusti Ngurah Rai, Bali pada Minggu (19/5/2024). / dok. Kemenko Marves
Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi Luhut Binsar Pandjaitan menjemput CEO SpaceX sekaligus Tesla Inc., Elon Musk di Bandara Internasional I Gusti Ngurah Rai, Bali pada Minggu (19/5/2024). / dok. Kemenko Marves
Bagikan

Bisnis.com, JAKARTA - CEO SpaceX, Elon Musk, berencana untuk membuat ketinggian satelit orbit rendah (LEO) Starlink, makin rendah lagi. Elon Musk sedang menyipakan "Next-Gen" Starlink yang akan mengorbit lebih dekat ke Bumi dan pesawat terbang dibandingkan generasi sebelumnya.

Mengutip Rd.com, ketinggian jelajah pesawat komersial berbeda-beda tergantung pada ukuran pesawat. Namun, mayoritas pesawat penumpang komersial terbang di antara 32.000 - 40.000 kaki dari permukaan tanah.

CEO SpaceX Elon Musk mengatakan hal ini dikarenakan pengorbitan satelit yang lebih dekat ke Bumi akan meningkatkan kualitas layanan internet yang disediakan oleh Starlink.

"Starlink saat ini berada pada jarak 550 kilometer (di orbit). Dan generasi berikutnya akan menjadi 350," kata Musk, dilansir dari PC Mag Rabu (12/6/2024).

SpaceX baru-baru ini mengumumkan penurunan latensi median bagi pengguna Starlink menjadi 28ms. Musk mengatakan bahwa dalam 1 atau 2 tahun ke depan, latensi Starlink bisa di bawah 20ms.

Sebagai informasi, latensi lebih penting daripada kecepatan keseluruhan untuk aplikasi seperti obrolan video dan game online. Latensi yang tinggi dapat mengganggu panggilan video atau game online, jadi Musk memprioritaskan Starlink untuk mendorong hingga di bawah 20ms. 

SpaceX sebelumnya telah mengajukan perizinan baru ke International Telecommunications Union (ITU), regulator dunia yang mengawasi alokasi frekuensi radio untuk penyedia satelit. Pengajuan tersebut mencakup 29.988 satelit di 288 bidang orbit untuk ketinggian berkisar antara 350 dan 614 kilometer.

SpaceX juga harus mendapatkan izin dari Federal Communications Commission AS (FCC) untuk meluncurkan satelit Starlink di masa depan. Pada Februari dan Maret, SpaceX telah meminta FCC untuk mengoperasikan satelit Starlink pada jarak 340 hingga 360 kilometer. 

Namun, pengajuan tersebut mendatangkan kekhawatiran dari pihak FCC. FCC meminta rincian lebih lanjut dan memastikan satelit-satelit tersebut nantinya tidak akan mengganggu pengoperasian stasiun ruang angkasa yang dapat dihuni ketika Stasiun Luar Angkasa Internasional mengorbit pada jarak sekitar 400 kilometer. 

Hal lain yang menjadi kekhawatiran FCC adalah satelit Starlink yang berada di ketinggian lebih rendah akan berpotensi mengganggu astronomi optik. 

FCC juga meminta analisis SpaceX tentang apakah satelit yang mengorbit lebih rendah dapat menyebabkan gangguan radio pada satelit lain. 

Saat ini, SpaceX sedang meluncurkan satelit V2 Mini sambil menunggu kesiapan roket Starship untuk penerbangan. Ketika Starship sudah siap, SpaceX akan mulai meluncurkan satelit V2 yang lebih besar, yang mungkin akan mencakup orbit yang lebih rendah dalam beberapa kapasitas tertentu. 

FCC telah memberikan tenggat waktu hingga 8 Juli bagi SpaceX untuk menjawab pertanyaan mereka, namun sepertinya SpaceX tidak akan mendapatkan izin untuk meluncurkan hampir 20.000 satelit baru. Sebelumnya, FCC hanya mengizinkan SpaceX meluncurkan 7.500 satelit. (Muhammad Diva Farel Ramadhan)

Penulis : Redaksi
Editor : Leo Dwi Jatmiko
Bagikan

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terkini

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Terpopuler

Topik-Topik Pilihan

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper