Bisnis.com, JAKARTA — Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kemenkominfo) menduga bahwa sejauh ini Starlink hanya melakukan promosi. Starlink belum dapat dikategorikan melakukan predatory pricing, kecuali diskon perangkat yang diterapkan perusahaan berlangsung untuk waktu yang lama.
Diketahui, Starlink menurunkan harga perangkat kerasnya sebesar 40% menjadi Rp4,68 juta dari sebelumnya adalah Rp7,8 juta. Promo harga perangkat keras Starlink ini hanya berlaku hingga 10 Juni mendatang.
“Kami sedang lihat, karena itu [Starlink] mungkin diskon promosi. Tetapi kalau itu berkelanjutan, pasti nanti akan masuk ke area kompetisi yang sehat atau tidak sehat. Nanti masuk ke dalam UU Persaingan Usaha,” kata Wakil Menteri Komunikasi dan Informatika (Wamenkominfo) Nezar Patria saat ditemui di Jakarta, Senin (27/5/2024).
Sementara itu, Asosiasi Penyelenggara Jasa Internet Indonesia (APJII) mengaku belum bisa buka suara terkait Starlink yang disebut-sebut melakukan predatory pricing.
Namun, APJII melihat bahwa harga layanan satelit Starlink yang dijual di Indonesia lebih murah dibandingkan harga global.
Mengacu laman resmi Starlink, di Amerika Serikat (AS), harga layanan Starlink dibanderol US$120 per bulan atau sekitar Rp1,93 juta per bulan (asumsi kurs Rp16.063 per dolar AS)
untuk paket termurah alias standar. Sementara itu, harga standar Starlink yang dijual di Indonesia adalah Rp750.000 per bulan.
“Dari fakta-fakta di lapangan, seperti harga layanan mereka lebih murah dibandingkan dengan harga global,” ungkap Ketua Umum APJII Muhammad Arif saat ditemui di Jakarta, Senin (27/5/2024).
Meski demikian, Arif menyampaikan bahwa APJII belum bisa menyimpulkan apakah Starlink melakukan skema predatory pricing, mengingat satelit milik Elon Musk itu baru resmi beroperasi di Indonesia. Alhasil, Starlink melakukan promo untuk memikat calon pengguna.
“Kalau memang promo kan wajar, setiap ISP juga ketika datang mengadakan promo, menurut saya itu wajar-wajar saja. Tetapi kalau ini selamanya atau gimana, ini perlu jadi perhatian khusus bagi pemerintah,” ungkapnya.
Arif menyampaikan bahwa setelah Elon Musk datang ke Indonesia, perangkat keras Starlink turun harga menjadi Rp4,68 juta dengan waktu yang sudah ditentukan.
“Menurut kami, ini perlu dicermati pemerintah, jangan sampai hadirnya Starlink merusak tatanan ekosistem ISP yang sudah ada. Sebenarnya kami tidak pernah melarang siapapun masuk ke Indonesia, dalam hal ini APJII juga ngga punya wewenang untuk itu, tetapi paling tidak pemerintah juga memikirkan agar ekosistem juga harus dijaga,” pungkasnya.