Kemenkominfo Tampik Starlink 'Anak Emas' Pemerintah

Rika Anggraeni
Senin, 27 Mei 2024 | 15:15 WIB
Roket SpaceX Falcon 9 yang membawa 60 satelit Starlink diluncurkan dari pad 39A di Kennedy Space Center di Cape Canaveral, Florida. Reuters
Roket SpaceX Falcon 9 yang membawa 60 satelit Starlink diluncurkan dari pad 39A di Kennedy Space Center di Cape Canaveral, Florida. Reuters
Bagikan

Bisnis.com, JAKARTA - Kementeria Komunikasi dan Informatika (Kemenkominfo) menegaskan akan memberikan perlakuan yang sama kepada Starlink sebagaimana yang diberikan Kemenkominfo kepada perusahaan telekomunikasi. Regulator IT itu membantah menempatkan  Starlink sebagai 'anak emas'.

Wakil Menteri Komunikasi dan Informatika (Wamenkominfo) Nezar Patria menyatakan bahwa satelit orbit bumi rendah Starlink yang beroperasi di Indonesia bukanlah anak emas.

Kemenkominfo menempelkan kewajiban kepada Starlink, seperti yang diterapkan kepada operator telekomunikasi.

“Tidak ada anak emas, kita pastikan Starlink bukan anak emas,” kata Nezar saat ditemui di Jakarta, Senin (27/5/2024).

Selain itu, lanjut Nezar, pemerintah juga tengah memutar otak agar Starlink dapat dikenakan pajak. Alhasil, negara mendapat manfaat dari hadirnya layanan Starlink di Tanah Air.

Diketahui, per Mei 2024 Starlink telah melayani 3 juta pelanggan di 99 negara. Hadirnya Starlink di Indonesia berpotensi membuat pasar Starlink makin besar.

“Yang paling penting, kami lagi memikirkan potensi pajak yang mungkin bisa didapatkan juga dari beroperasinya Starlink dan sama seperti yang lainnya,” jelasnya.

Lebih lanjut, Nezar menyampaikan bahwa untuk saat ini, kehadiran Starlink di Indonesia dikhususkan untuk area perdesaan (rural) atau wilayah daerah Tertinggal, Terdepan, dan Terluar (3T).

Di samping itu, Kementerian Kesehatan juga tengah mencoba mengoptimalisasi penggunaan Starlink untuk layanan kesehatan di daerah terpencil. Meski demikian, Nezar menuturkan bahwa ada peluang layanan Starlink dapat digunakan di area perkotaan (urban area).

“Bisa jadi [Starlink ke urban area], kalau memang ada kebutuhan untuk itu, di tempat-tempat yang memang tidak terjangkau dengan konektivitas yang lain,” tambahnya.

Sebelumnya, Menteri Komunikasi dan Informatika (Menkominfo) Budi Arie Setiadi menyatakan bahwa ada kekhawatiran di kalangan operator lokal seiring masuknya Starlink ke Indonesia.

"Memang banyak pendapat dari beberapa ekosistem telekomunikasi, tetapi yang penting fair," jelas Budi saat ditemui dalam Konferensi Pers World Water Forum di Bali, Minggu (19/5/2024).

Untuk meneken kekhawatiran tersebut, Budi mengaku tidak memberikan insentif khusus pada Starlink. Namun, Budi memastikan bahwa Starlink juga bakal dibebankan biaya pajak yang sesuai. 

“Pokoknya apa yang dibebankan [pada operator lokal] harus juga sama dibebankan pada Starlink supaya level of playing field-nya sama,” ungkapnya.

Sementara itu, CEO SpaceX Elon Musk menyampaikan bahwa layanan internet Starlink akan menyasar wilayah puskesmas dan pendidikan sehingga akses informasi makin terbuka.

“[Starlink] untuk kesehatan dan saya rasa bisa ditransformasikan untuk pendidikan juga,” ujar Musk.

Penulis : Rika Anggraeni
Editor : Leo Dwi Jatmiko
Bagikan

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terkini

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Terpopuler

Topik-Topik Pilihan

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper