Bisnis.com, JAKARTA - Apple memperingatkan para pengguna iPhone di 92 negara perihal bahaya sasaran serangan spyware Pegasus.
Dilansir dari TechCrunch, Jumat (12/4/2024) pemberitahuan tersebut tidak mengungkapkan identitas penyerang atau negara tempat pengguna menerima pemberitahuan.
“Serangan ini kemungkinan besar menargetkan Anda secara spesifik karena siapa Anda atau apa yang Anda lakukan. Meskipun tidak mungkin mencapai kepastian mutlak saat mendeteksi serangan semacam itu, Apple sangat yakin dengan peringatan ini – mohon ditanggapi dengan serius,” tulis Apple dalam pesan yang dikirim kepada pengguna yang mungkin terdampak. .
Apple mengirimkan pemberitahuan semacam ini beberapa kali dalam setahun dan telah memberi tahu pengguna tentang ancaman serupa di lebih dari 150 negara sejak 2021, menurut halaman dukungan Apple yang diperbarui.
Apple juga mengirimkan peringatan serupa kepada sejumlah jurnalis dan politisi di India pada Oktober 2023. Peringatan tersebut tidak terlepas dari hasil temuan kelompok advokasi nirlaba Amnesty International.
Mereka melaporkan bahwa telah menemukan spyware invasif Pegasus milik pembuat spyware Israel, NSO Group, di iPhone jurnalis terkemuka di India.
Orang yang mengetahui masalah tersebut menyebut pengguna di India termasuk di antara mereka yang telah menerima pemberitahuan ancaman terbaru dari Apple.
Peringatan spyware ini muncul pada saat banyak negara sedang mempersiapkan pemilu.
Dalam beberapa bulan terakhir, banyak perusahaan teknologi telah memperingatkan tentang meningkatnya upaya yang disponsori negara untuk mempengaruhi hasil pemilu tertentu. Namun, peringatan Apple tidak menyebutkan waktunya.
“Kami tidak dapat memberikan informasi lebih lanjut tentang apa yang menyebabkan kami mengirimi Anda pemberitahuan ini, karena hal itu dapat membantu penyerang spyware tentara bayaran menyesuaikan perilaku mereka untuk menghindari deteksi di masa depan,” kata Apple kepada pelanggan yang terkena dampak.
Apple sebelumnya menggambarkan para penyerang sebagai sesuatu “yang disponsori negara”. Istilah tersebut kemudian diubah menjadi “serangan spyware tentara bayaran.”
Peringatan untuk pelanggan tersebut menambahkan: “Serangan spyware tentara bayaran, seperti yang menggunakan Pegasus dari NSO Group, sangat jarang terjadi dan jauh lebih canggih dibandingkan aktivitas penjahat dunia maya biasa atau malware konsumen.”
Apple mengatakan pihaknya hanya mengandalkan informasi dan investigasi intelijen ancaman internal untuk mendeteksi serangan semacam itu.
“Meskipun penyelidikan kami tidak pernah mencapai kepastian mutlak, pemberitahuan ancaman Apple adalah peringatan dengan tingkat keyakinan tinggi bahwa pengguna secara individu telah menjadi sasaran serangan spyware tentara bayaran dan harus ditanggapi dengan sangat serius,” tambahnya.