Bisnis.com, JAKARTA - Fraksi Demokrat Amerika Serikat meminta SpaceX, perusahaan milik Elon Musk, memberikan penjelasan mengenai bagaimana Rusia memperoleh dan mengoperasikan terminal Starlink. Rusia diduga menggunakan terminal Starlink di wilayah timur Ukraina.
Dalam sebuah surat yang ditujukan kepada Presiden dan COO SpaceX Gwynne Shotwell, kedua perwakilan Fraksi Demokrat AS mengklaim bahwa penggunaan Starlink oleh pasukan militer Rusia mengkhawatirkan dan berpotensi melanggar sanksi AS.
“Menurut Ukraina, penyalahgunaan terminal Starlink bersifat 'sistemik', sehingga menimbulkan pertanyaan tambahan tentang keefektifan perlindungan perusahaan Anda dan kepatuhan terhadap sanksi AS,” tulis Jamie Raskin dan Robert Gracia dalam suratnya, melansir The Register, Sabtu (9/3/2024).
Keduanya khawatir, SpaceX tidak memiliki batasan dan kebijakan yang tepat untuk memastikan teknologinya tidak diperoleh secara langsung atau tidak langsung, atau digunakan secara ilegal di Rusia.
Baik SpaceX maupun Elon Musk telah membantah bahwa pihaknya memasok teknologi Starlink ke Rusia, tak lama setelah laporan muncul pada awal Februari 2024.
Melalui platform media sosial X, perusahaan menegaskan bahwa pihaknya tidak melakukan bisnis apapun dengan pemerintah Rusia atau pasukan militernya.
“Starlink tidak aktif di Rusia, artinya layanan tidak akan berfungsi di negara itu,” tulis SpaceX.
Musk menyebut bahwa tudingan tersebut ‘sangat salah’ dan menyatakan bahwa tidak ada Starlink yang dijual secara langsung atau tidak langsung ke Rusia.
“Satelit Starlink tidak akan menutup tautan di Rusia,” tulis Musk dalam postingannya di platform X pada Februari 2024.
Meski keduanya menyatakan bahwa Starlink tidak akan berfungsi di Rusia, hal itu tidak diklaim oleh para pejabat Ukraina atau pun yang dituduhkan oleh surat dari Kongres.
Direktorat Utama Intelijen Ukraina pada 11 Februari 2024 merilis komunikasi audio yang disadap antara militer Rusia yang mengindikasikan pasukan Rusia “menyebarkan dan mengaktifkan terminal Starlink secara ilegal di wilayah tertentu yang diduduki Rusia di Ukraina Timur,” demikian isi surat Kongres.
Baik Musk maupun SpaceX belum menjawab klaim bahwa Starlink digunakan oleh pasukan militer Rusia di wilayah Ukraina Timur.
Lebih lanjut dalam suratnya, Raskin dan Garcia menyebut bahwa pejabat intelijen Ukraina menegaskan pasukan militer Rusia telah mendapat terminal Starlink secara ilegal melalui pihak ketiga.
“Departemen Perdagangan, Departemen Keuangan, dan Kehakiman berulang kali mengeluarkan … panduan bagi industri swasta AS, yang secara khusus mencatat upaya Rusia untuk memperoleh teknologi dan barang secara ilegal melalui pihak ketiga yang tidak jelas.” ujar Raskin dan Garcia.
Pertanyaannya adalah apakah SpaceX benar-benar memerhatikan panduan tersebut.
Keduanya juga meminta Shotwell untuk menjelaskan apakah SpaceX telah menerima keluhan mengenai akuisisi ilegal terminal Starlink oleh Rusia dan apakah mereka telah memeriksa laporan tersebut, serta kebijakan seperti apa yang diterapkan SpaceX untuk mencegah akuisisi ilegal atau perdagangan perangkat keras Starlink.
“Pengadaan, penggunaan, atau campur tangan Rusia terhadap terminal Starlink masing-masing berpotensi mendorong invasi brutal dan tidak sah Rusia ke Ukraina,” tulis surat itu, yang “menimbulkan ancaman serius terhadap keamanan Ukraina, nyawa warga Ukraina, dan keamanan nasional AS,”.
Adapun para perwakilan telah meminta SpaceX untuk menanggapi surat tersebut, dan memberikan pengarahan mengenai masalah ini paling lambat 20 Maret 2024