Satelit LEO vs GEO: Performa Lebih Baik, Keamanan Masih Dipertanyakan

Leo Dwi Jatmiko
Senin, 19 Februari 2024 | 17:07 WIB
Sebuah roket SpaceX Falcon 9 yang membawa batch ke-19 dari sekitar 60 satelit Starlink diluncurkan dari pad 40 di Cape Canaveral Space Force Station. Reuters
Sebuah roket SpaceX Falcon 9 yang membawa batch ke-19 dari sekitar 60 satelit Starlink diluncurkan dari pad 40 di Cape Canaveral Space Force Station. Reuters
Bagikan

Bisnis.com, JAKARTA - Satelit orbit rendah (LEO) dinilai memiliki performa yang lebih unggul dibandingkan dengan satelit geostasioner (GEO). Namun, teknologi ini kurang teruji dari keamanan dan kedaulatan data.  

Ketua Bidang Infrastruktur Telematika Nasional Mastel Sigit Puspito Wigati Jarot mengatakan secara performa Satelit Nongeostasioner seperti Starlink terbilang cukup baik, dan solusi inovatif yang mengemuka terutama beberapa tahun terakhir ini. 

Latensi yang dihadirkan jauh lebih rendah jika dibandingkan dengan satelit GEO, yang berdampak pada pengalaman internet yang lebih baik.  

Namun, lanjut Sigit, performa bukanlah satu-satunya pertimbangan dalam menentukan pilihan teknologi. Aspek kedaulatan dan keamanan data menjadi hal yang tidak kalah penting yang patut dipertimbangkan.

“Pertimbangan lain yang harus dipikirkan seperti potensi disrupsi terhadap industri eksisting, aspek kedaulatan, keamanan data, aspek kompetisi, aspek perlindungan investasi, aspek keberpihakan terhadap industri dalam negeri, kepatuhan terhadap reguasi dan lain-lain,” kata Sigit kepada Bisnis, Senin (19/2/2024). 

Sigit menambahkan persoalan tersebut membuat adopsi Starlink di beberapa negara global terhambat. Banyak negara tidak serta-merta mengadopsi teknologi terbaru, tetapi banyak justru mengambil langkah-angkah regulatif. 

“Sehingga antar manfaat dan mudharatnya dapat dikendalikan dengan baik,” kata Sigit. 

Sebelumnya, pakar Antariksa sekaligus Engineer Aerospace Lilly S. Wasitova mengatakan pemerintah perlu mempertimbangkan manfaat dan bahaya atas kehadiran Starlink di Indonesia, termasuk soal keamanan data negara. 

Dalam mempertimbangkan hal tersebut, menurut Lilly, pemerintah harus melibatkan beberapa pakar yang mengerti mengenai teknologi antariksa, teknologi komunikasi dan ahli kebijakan publik. 

"Saya yakin Elon Musk memiliki motif lain disamping bisnis terutama terkait data vital Indonesia. Dengan menguasai data vital akan memberikan power tersendiri. Minimal nilai tawar Elon Musk di Indonesia akan makin tinggi," kata Lilly. 

Dia menuturkan dengan adanya  potensi kehilangan data strategis negara yang sangat besar dan tak akan pernah dapat dikembalikan.

Lilly juga mempertanyakan konfigurasi satelit Starlink. Sebab Starlink tidak pernah menjelaskan secara rinci letak hub dan pangkalan data tempat menyimpan data telekomunikasi melalui satelit. 

Keberadaan lokasi penyimpanan data ini menurut Lilly sangat vital sebab Starlink memiliki potensi mengeruk data pribadi penduduk dan data penting lainnya di Indonesia. Seperti data geografi, demografi dan prilaku masyarakat Indonesia.

Agar dapat memberikan layanan kepada masyarakat, Starlink membutuhkan ribuan satelit. Ribuan satelit tersebut berkomunikasi secara independen dan dilakukan point to point. 

Data yang melalui Starlink langsung dikirim ke pusat kendalinya yang lokasinya tak diketahui. Sehingga data masyarakat Indonesia yang melalui Starlink tak ada filternya. Padahal saat ini keberadaan data merupakan salah satu bentuk kedaulatan suatu bangsa.

"Sebagai negara berdaulat Indonesia memiliki regulasi telekomunikasi. Ini yang jadi masalah vital  Starlink. Kalau mau bicara geo politik dan geo strategis, Elon Musk dengan Starlink ingin mewujukan negara itu borderless. Padahal di dunia tak menggenal borderless,” kata Lilly.

Simak berita lainnya seputar topik artikel ini di sini:

Penulis : Leo Dwi Jatmiko
Editor : Leo Dwi Jatmiko
Bagikan

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terkini

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Terpopuler

Topik-Topik Pilihan

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper