Bisnis.com, JAKARTA - Badan Siber dan Sandi Negara (BSSN) memastikan Internet Protocol (IP) Versi 6 (IPv6) memiliki fitur keamanan yang jauh lebih baik daripada generasi sebelumnya.
Sandiman Ahli Madya BSSN Agus Prasetyo mengatakan salah satu fitur IPv6 adalah memastikan alamat IP tujuan dari pengiriman data sudah tepat. Selain itu, data yang dikirimkan juga sudah dienkripsi terlebih dahulu.
“Enkripsi itu lebih membungkus, memasking suatu data. Kalau dari segi keamanan itu ada tiga unsurnya, kerahasiaan, integritas data, dan ketersediaan data. Nah, ketiga itu sudah ada di IPv6,” ujar Agus kepada Bisnis di sela acara IPv6 Summit 2023, Senin (11/12/2023).
Sebagai informasi, IP Address adalah deretan angka yang mewakili identitas perangkat ketika terhubung ke internet maupun infrastruktur jaringan lainnya. Sama seperti nomor alamat rumah, IP ini berfungsi memastikan data dikirim ke perangkat yang tepat.
Adapun IPv6 merupakan variasi terbaru dari IP Address atau dapat dikatakan sebagai Internet Protocol Next Generation (IPng). Perbedaan IPv6 dengan IP versi sebelumnya, IPv4 adalah IP yang menggunakan alamat 128 bit. Diketahui, IPv4 hanya memiliki 20-60 bit.
Alhasil, tingkat keakuratan dan kecepatan internet IPv6 juta jauh lebih tinggi jika dibandingkan dengan IPv4.
Selain itu, secara teknikal dengan adanya IPv6, keamanan data yang sebarkan lewat internet akan lebih terjamin.
Diketahui, IPv6 yang sudah memiliki 128 bit ini juga menjadi sulit untuk disamarkan oleh peretas, sehingga cukup sulit terjadinya pencurian data saat dalam pengiriman.
Lebih lanjut, Agus mengatakan fitur keamanan data juga sudah menjadi keharusan di IPv6. Berbeda dengan di IPv4 yang hanya merupakan opsional, sehingga bisa dipilih ataupun tidak.
“IPv6 memiliki sistem keamanan yang default. Jadi suka tidak suka, keamanan harus ada. Jadi bukan opsi lagi,” ujar Agus.
Namun, Agus mengatakan, perlu diakui IPv6 tidak cocok untuk seluruh perangkat. Sehingga jika perusahaan ingin mengadopsi IPv6, mereka harus membeli perangkat baru yang mendukung IPv6.
Sebagai informasi, persentase adopsi IPv6 di Indonesia masih cukup rendah.
Berdasarkan data dari Asia Pacific Network Information Centre (APNIC), Indonesia hanya berada di posisi 7 di Asia Tenggara, dengan adopsi IPv6 sebesar 13,31%. Angka ini pun jauh di bawah Malaysia yang sudah 69,61% atau India yang mencapai 81,71%.