Bisnis.com, JAKARTA - Thales Alenia Space, produsen kendaraan antariksa asal Perancis, menyerahkan Satelit Satria-1 kepada PT Satelit Nusantara Tiga (SNT). Satria-1 telah melalui uji coba dan siap untuk melayani 20.000 titik dari 37.000 titik yang menjadi target pemerintah.
Program Manager Satria Thales Alenia Space Marc Courbin mengatakan Thales telah melakukan serangkaian uji coba satelit Satria yang berjalan baik.
Setelah uji coba, Thales menyerahkan operasional Satelit Satria kepada PT Satelit Nusantara Tiga, sebagai perusahaan yang mengoperasikan satelit dan jaringan Satelit Satria-1.
“Dengan penyerahan ini maka SNT akan memegang kendali dan satelit bisa memberikan sinyal internet kepada seluruh titik layanan yang menjadi target,” kata Marc kepada Bisnis, dikutip Selasa (28/11/2023).
Marc mengatakan satelit Satria memiliki kapasitas sebesar 150 Gbps dan menjadi yang terbasar di Asia Tenggara. Dengan kapasitas tersebut, Bakti dapat menyesuaikan rata-rata kecepatan internet yang diberikan per titik.
Jika titik yang menjadi target memiliki jumlah pengguna sedikit, Bakti dapat mengalokasikan sedikit kapasitas. Namun, jika lokasi yang menjadi target memiliki kebutuhan kapasitas yang besar, Bakti dapat mengalokasikan kapasitas dengan jumlah.
Bakti sendiri memiliki target untuk memberikan internet di 37.000 titik, dengan jumlah kecepatan internet berkisar 3 Mbps - 20 Mbps tergantung kebutuhan.
SVP Sales Marketing Thales Alenia Space Martine van Schaik mengatakan Satria-1 sangat fleksibel untuk mengalokasikan sumber kapasitas ke ground segmen.
"Jadi terserah Bakti. Jadi Bakti harus menentukan berapa kapasitas internet yang dibutuhkan per titik. Misal di satu titik jumlah penggunanya dikit, Bakti bisa turunkan dan bisa menambah kapasitas di tempat lain,” kata Martine.
Direktur Utama Pasifik Satelit Nusantara (PSN) dan PT Satelit Nusantara TigaI (SNT) Adi Rahman Adiwoso mengatakan pada tahap awal Satelit Satria akan mengoperasikan 68 Gbps. Dengan jumlah tersebut, dia memperkirakan jumlah titik yang dapat dilayani Satria mencapai 20.000 titik.
Namun, untuk menghadirkan di puluhan ribu titik itu dibutuhkan VSAT, yang saat ini jumlahnya masih sangat sedikit sekitar 4.000 titik
“Ketika Januari nanti Bakti akan menyiapkan lagi [VSAT]. Jadi lebih baik pelan-pelan,” kata Adi.
Sekadar informasi, Satelit Satria-1 rencananya akan melayani 37.000 titik di seluruh Indonesia. Jumlah itu berkurang dari target awal yang sebesar 150.000 titik. Alasan rasionalisasi titik tersebut adalah untuk memberikan bandwidth internet yang lebih besar per titik.
Jika awalnya masing-masing titik hanya mendapat bandwidth 1 Mbps, dengan rasionalisasi maka setiap titik dapat memperoleh akses internet yang lebih besar dan cukup untuk melakukan panggilan video.
Direktur Layanan TI Bakti Kemenkominfo Bambang Noegroho mengatakan mayoritas dari titik yang mendapat layanan Bakti nantinya adalah sektor pendidikan dan kesehatan dengan porsi 60% dan 30%.
“Tetapi kami tidak menampik kebutuhan untuk beberapa hal seperti layanan publik dan pertahanan keamanan,” kata Bambang.