Bisnis.com, JAKARTA - Media sosial ramai membahas perihal embedded sim (eSIM) atau sim tertanam, sebagai solusi atas matinya jaringan internet di Palestina akibat invasi Israel. Pengamat telekomunikasi meminta masyarakat waspada mengenai kabar tersebut.
Ketua Bidang Network dan Infrastruktur Indonesian Digital Empowerment Community (Idiec) Ariyanto A. Setyawan menjelaskan meski eSIM merupakan SIM digital berstandar industri yang memungkinkan pengguna mengaktifkan paket seluler dari operator tanpa harus menggunakan SIM, sistem kerjanya tetap sama dengan SIM Fisik.
Alasannya, kata Ariyanto, eSIM tetap menggunakan chip fisik, hanya saja sudah tertanam di dalam ponsel. Kemudian sim digital itu diisi kode-kode kunci operator melalui komunikasi data atau internet. Sedangkan kartu SIM yang fisik, diisi oleh operator saat di pabrik.
Masalahnya, baik sim digital maupun sim fisik, hanya bisa hidup jika di lokasi tersebut ada base transceiver station (BTS) atau perangkat penangkap dan pengirim sinyal internet. Jika, di Palestina tidak ada BTS, maka internet di kartu SIM fisik dan eSIM, tidak dapat berfungsi.
“Balik ke sini, jika tidak ada BTS, ya tidak ada sinyal [internet]” kata Ariyanto kepada Bisnis, Rabu (15/11/2023).
Ariyanto meminta kepada masyarakat untuk tetap waspada. Dia sedikit curiga bahwa permintaan donasi eSIM merupakan modus pencurian dan penyalahgunaan data.
“Kebayangkan yang langganan ke operator kita [lewat eSIM], pakai data kita, tetapi [eSIMnya] dipakai oleh orang lain yang tidak kenal. Bahaya dari sisi penyalahgunaan nomor,” kata Ariyanto.
Senada, Ketua Pusat Kajian Kebijakan dan Regulasi Telekomunikasi Institut Teknologi Bandung (ITB) Ian Yosef M. Edward juga meminta masyarakat untuk waspada terhadap modus tersebut.
Menurutnya, eSIM tidak dapat berfungsi di Palestina, jika di negara tersebut tidak ada sinyal.
“Tidak Pak. Tetap saja tidak jalan. Kalau tidak ada sinyal. Diminta untuk share eSIM wow, memberikan nomor Indonesia. Mungkin yang diblokir hanya untuk nomor negara tertentu,” kata Ian.
Sebelumnya, akun X.com @barbieburuh mengabarkan bahwa internet di Gaza akan mati. Dia menawarkan bantuan eSIM untuk menghadapi kondisi tersebut agar masyarakat di Palestina tetap dapat terhubung dengan dunia luar.
Akun tersebut meminta bantuan warganet untuk mengirim eSIM.
“Seandainya temen-temen berkenan yang sudah punya eSIM bolehkah DM aku QR codenya. Aku janjian sama Mariam untuk distribusi, aku kumpulkan eSIM dari akun orang Indonesia, dan Mariam bantu warga Gaza untuk install dan pakai ESIMnya,” tulis @barbieburuh.
Cuitan tersebut viral dan telah like 8.000 kali serta retweet 6.000 kali.
Beberapa warganet pun mempertanyakan efektivitas dari eSIM untuk membantu warga Palestina di Gaza dalam menghadapi internet mati.
“Maaf nanya, Esim Itu cara kerjanya gimana ya? itu eSIM dapat sinyal dari BTS seluler atau dari satelit ya?” tulis @akunketi9a.
Tidak ada satupun akun yang menjawab pertanyaan tersebut.