Bisnis.com, JAKARTA - PT XL Axiata Tbk. memastikan kenaikkan harga layanan internet sesuai dengan kondisi pasar dan kemampuan daya beli masyarakat. Perusahaan juga memperkirakan tarif internet pada tahun depan tak banyak berubah.
Head of External Communication XL Axiata Henry Wijayanto mengakui harga internet di Indonesia saat ini tergolong masih murah dibandingkan dengan harga internet di negara-negara lain di dunia.
Harga murah tersebut disebabkan berbagai faktor, salah satunya penyesuaian kemampuan daya beli pengguna. Perusahaan belum berencana untuk menaikkan tarif dalam waktu dekat.
“Kami akan terus memantau dan melihat peluang penyesuaian harga internet dengan beberapa pertimbangan, termasuk kemampuan daya beli pelanggan, kompetisi dan juga strategi bisnis,” kata Henry kepada Bisnis, Selasa (14/9/2023).
Sebelumnya, Cable, situs pembanding harga internet, televisi dan telepon asal Inggris, melaporkan bahwa harga rata-rata internet per gigabyte (GB) Indonesia mencapai US$0,28 atau sekitar Rp4.349 (kurs:Rp15.694) atau lebih rendah dibandingkan dengan laporan sebelumnya pada 2022 yang sebesar US$0,46.
Dengan nilai tersebut Indonesia berada di posisi ke-17 sebagai negara dengan harga rerata per GB termurah di dunia.
Henry memperkirakan pada tahun depan harga internet relatif masih tidak akan banyak mengalami perubahan walaupun kemungkinan tetap akan ada penyesuaian untuk merespon dinamika industri, pasar dan juga strategi dari setiap penyedia layanan Internet termasuk operator.
Harga Internet harus mempertimbangkan biaya layanan agar kualitas jaringan terus terjaga, namun masih sesuai dengan kemampuan daya beli masyarakat.
“Harga Internet yang terlalu murah tentu tidak akan memberikan manfaat bagi semua pihak baik industri, pemerintah dan tentunya juga masyarakat,” kata Henry.
Sementara Direktur Eksekutif ICT Institute Heru Sutadi mengatakan harga murah dan mahal internet belum diketahui, karena pemerintah belum mengeluarkan laporan.
“Angka ini [laporan Cable] mungkin memang tidak terlalu murah juga. Jadi kita harus hati-hati. Kalau menurut saya masih ada ruang untuk menurunkan tarif internet. Namun di sisi lain tarif ini bisa dikompensasi dengan kualitas yang lebih bagus,” kata Heru.
Heru juga berharap tarif internet di Indonesia stabil atau tidak naik. Hal yang perlu ditingkatkan adalah kualitas, bukan harga.
“Kita tidak bisa membedakan apakah kita lebih murah dari negara lain, karena bisa jadi kita murah tetapi UMR kita tidak tinggi. Sementara itu, negara luar mungkin berbeda lagi pendapatannya. Jadi harus dilihat juga kemampuan masyarakat untuk membayar layanan,” kata Heru.