Internet Indonesia Makin Murah, Pelaku Berharap Spektrum Sharing Diterapkan

Crysania Suhartanto
Selasa, 14 November 2023 | 10:37 WIB
Karyawan melayani pengunjung gerai Smartfren di Jakarta, Rabu (7/9/2022).Bisnis/Abdurachman
Karyawan melayani pengunjung gerai Smartfren di Jakarta, Rabu (7/9/2022).Bisnis/Abdurachman
Bagikan

Bisnis.com, JAKARTA - Di tengah kondisi harga internet per GB Indonesia yang makin murah, pengusaha industri telekomunikasi dalam negeri mendorong agar aktivitas berbagi spektrum digalakkan agar ongkos penggelaran infrastruktur makin terjangkau. 

Cable, situs pembanding harga internet, televisi dan telepon asal Inggris, melaporkan bahwa harga rata-rata internet per gigabyte (GB) Indonesia mencapai US$0,28 atau sekitar Rp4.349 (kurs:Rp15.694) atau lebih rendah dibandingkan dengan laporan sebelumnya pada 2022 yang sebesar US$0,46.  

Dengan nilai tersebut Indonesia berada di posisi ke-17 sebagai negara dengan harga rerata per GB termurah di dunia.  

Wakil Ketua Umum ATSI Merza Fachys mengatakan saat ini industri telekomunikasi berbeda dengan beberapa tahun lalu. Kebutuhan masyarakat beralih dari layanan SMS menjadi layanan data, yang kemudian berdampak pada penurunan pendapatan operator. 

Untuk mengatasi permasalahan tersebut, menurut Merza, salah satu alternatif adalah dengan menerapkan berbagi spektrum frekuensi. Sayangnya, hingga saat ini praktik tersebut belum terealisasi. 

“Mengapa sih sampai saat ini belum ada spektrum sharing? Mungkin belum terbayang prosesnya akan seperti apa. Mungkin belum terbayang nanti akan ada sambungan-sambungan terjal apa dalam prosesnya,” ujar Merza pada paparannya, Senin (13/11/2023).

Sebagai informasi, dalam UU No. 11/2020 tentang Cipta Kerja mengatur terkait spektrum sharing untuk teknologi-teknologi yang akan datang pada masanya, seperti teknologi 5G.

Merza mengusulkan adanya satu pilot project terkait spektrum sharing ini di Ibukota Negara (IKN) Nusantara. 

Tanpa menunggu adanya lelang spektrum baru, Merza mengajak para operator untuk membagikan seluruh frekuensi yang dimiliki menjadi satu jaringan besar yang terdiri atas 4G dan 5G di ibukota baru tersebut.

Dengan total frekuensi sebesar 452 MHz, masing-masing operator akan memiliki hak untuk melayani di IKN sesuai dengan proporsi komersil masing-masing. 

Selain itu, tambah Merza, hal ini akan menjadikan cita-cita presiden yang ingin membuat IKN sebagai smart city dapat terlaksana. 

“Bener-bener ini adalah satu contoh bagaimana sebuah jaringan telekomunikasi memenuhi keinginan semua pemakai,” ujar Merza.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Bagikan

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terkini

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Terpopuler

Topik-Topik Pilihan

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper