95% Eksekutif Perusahaan Bervaluasi Rp319 Triliun Siap Adopsi 5G dan AI

Redaksi
Kamis, 9 November 2023 | 20:21 WIB
Kecerdasan buatan. /Youtube
Kecerdasan buatan. /Youtube
Bagikan

Bisnis.com, JAKARTA – Sebanyak 95% eksekutif perusahaan di Indonesia menyatakan siap mengadopsi teknologi 5G dan kecerdasan buatan (artificial intelligence/AI).

Berdasarkan survey Bisnis Indonesia berjudul ‘Pemetaan Peluang dan Tantangan AI Pada Industri Vertikal di Indonesia’, angka tersebut merupakan hasil korespondensi dengan eksekutif berbagai perusahaan dengan valuasi  berkisar Rp12,01 triliun hingga Rp319,360 triliun.

Perusahaan-perusahaan tersebut mewakili sektor agrikultur, prasarana jalan, industri pengolahan, pertambangan, dan sektor infrastruktur digital yang diperkirakan memerlukan 5G.

Selain kesiapan mengadopsi 5G, sebanyak 34,6% eksekutif mengharapkan pengalaman konektivitas yang lebih baik. 

Kemudian, 23,1% mengharapkan 5G membantu memenuhi harapan pelanggan terhadap upaya keberlanjutan usaha/bisnis dan 5G membuka kemungkinan baru untuk kolaborasi dengan bisnis lain.

Kendati demikian, penerapan teknologi 5G dan AI di Indonesia dinilai masih memiliki berbagai tantangan.

Menurut Ketua Asosiasi IoT Indonesia (Asioti) Teguh Prasetya, setidaknya ada 3 masalah utama yang menjadi tantangan efektivitas implementasi 5G di Tanah Air.

Pertama, pembangunan infrastruktur. “Diperlukan biaya yang besar untuk melakukan upgrade teknologi dan mengembangkan infrastruktur yang kuat dan andal untuk mendukung penerapan teknologi 5G dan AI,” ujarnya, Kamis (9/11/2023).

Selain itu, ditekankan pula mengenai pentingnya cakupan yang luas dan kapasitas jaringan yang memadai di berbagai wilayah di teritori Indonesia.

Kedua, kesenjangan keterampilan dan bakat sumber daya manusia (SDM). Survei tersebut mengungkapkan kesenjangan keterampilan dalam angkatan kerja yang mampu memanfaatkan dan mengelola teknologi 5G dan AI secara efektif.

Menyoal masalah tersebut, diperlukan program pelatihan khusus dan pendidikan untuk menjembatani kesenjangan.

Ketiga, kerangka peraturan. Dia menilai ada kekhawatiran terkait dengan kerangka regulasi seputar teknologi 5G dan AI. Dengan kata lain, penerapan teknologi 5G dan AI memerlukan regulasi dan kebijakan yang jelas.

Simak berita lainnya seputar topik artikel ini di sini:

Penulis : Redaksi
Editor : Leo Dwi Jatmiko
Bagikan

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terkini

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Terpopuler

Topik-Topik Pilihan

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper