Bisnis.com, JAKARTA - Asosiasi dan organisasi yang berfokus pada teknologi menilai penggelaran 5G perlu dilakukan segera tanpa menunggu jaringan 6G. Ada kekhawatiran Indonesia bakal terjajah lagi dalam hal teknologi jika terlambat.
Ketua Umum Asioti Teguh Prasetya mengatakan jika penerapan teknologi 5G terus ditunda, Indonesia tidak dapat mengikuti perkembangan pasar dan hanya dapat menjadi pemakai teknologi.
“Kalau (5G) ditunda 5 tahun lagi, yaudah 40 tahun lagi kita terjajah. Yaudah kita mengorbankan diri kita menjadi pemakai teknologi,” ujar Teguh pada paparannya dalam The 2nd 5G Mastel’s 5G Summit, Kamis (21/9/2023).
Menurut Teguh, padahal saat ini kasus pemanfaatan terkait 5G sudah makin banyak. Mulai dari korporasi hingga pendidikan.
Senada, Ketua Bidang Infrastruktur Telematika Nasional Masyarakat Telematika Indonesia (Mastel) Sigit Puspito Jarot mengatakan makin jaringan 5G ditunda, pengembangan spektrum akan makin lama.
Jika masyarakat terus menunggu-nunggu spektrum yang tepat untuk 5G yang mana banyak mengatakan hal tersebut adalah mid band. Indonesia akan makin lama untuk siap untuk 5G.
Lebih lanjut, Sigit juga mengatakan jika infrastruktur 5G tidak dilakukan pada saat ini, pengembangan infrastruktur akan makin lama lagi.
Pengembangan 5G yang ditunda-tunda juga akan menghambat inovasi yang dilakukan oleh anak bangsa. Menurutnya, jika infrastruktur dan spektrum saja belum siap untuk 5G, apalagi untuk 6G.
“Kita tidak buru-buru karena kita menunggu 6G, itu logika pun tidak masuk,” ujar Sigit.
Sebelumnya, Menteri Kemenkominfo Budi Arie Setiadi mengatakan jaringan 5G dapat menyumbang PDB Indonesia sejumlah Rp2.802 triliun di tahun 2030.
Kemudian, Senior Director Government Affairs Qualcomm Nies Purwati mengatakan keberadaan jaringan 5G dapat menyumbang pertumbuhan ekonomi global sebesar US$13,2 triliun atau senilai Rp202.828 triliun.
Hal ini dikarenakan adanya jaringan 5G akan menunjang kinerja kecerdasan buatan (AI) yang dapat membuat pekerjaan lebih efisien dan produktif.
Oleh karena itu, sejumlah negara tetangga sebenarnya sudah mulai membuat perencanaan perkembangan 5G. Mulai dari Malaysia, Thailand, Brunei, dan Singapura.
Namun, Nies mengatakan walaupun Indonesia terlambat bukan berarti Indonesia tidak bisa. Menurutnya, Indonesia masih memiliki waktu untuk mengejar ketertinggalan tersebut.