Bisnis.com, JAKARTA - Empat pelajar dari Madrasah TechnoNatura Depok menciptakan energi listrik berish dengan teknologi berbasis biomassa dan terkoneksi dengan Artificial Intelligence (AI).
Tim bernama Dasher beranggotakan Abdurrohman Haniyah, Emirrasya Mohamad Mayko Saleh, Muhammad Ikmal Taqi, dan Fariz Marsal Musyaffa itu sukses menjadi pemenang dalam program Samsung Solve for Tomorrow 2023.
Tim Dasher mengusung proyek Power on Demand untuk menciptakan energi listrik bersih.
Dikutip dari laman resmi kemenag, mereka mengembangkan teknologi pembangkit listrik berbasis biomassa yang menghasilkan hidrogen dengan proses gasifikasi dan terkoneksi dengan Artificial Intelligence (AI).
Proses kerjanya dimulai dari masuknya pelet biomassa ke dalam reaktor gasifikasi.
Proses gasifikasi ini terjadi pada suhu tinggi sekitar 700-1000 derajat Celcius. Gas yang ada akan terpisah lalu membentuk SynGas dengan unsur H2, CO2, CO, CH4. SynGas yang sudah murni bisa keluar dari reaktor gasifikasi.
Pada ajang ini, Tim Dasher juga mengenalkan alat bernama H2 Nose. Ini merupakan alat pendeteksi zat berupa aroma, bau, dan gas. Alat ini dapat memudahkan proyek pengolahan biomassa menjadi energi dengan identifikasi awal biomassa.
H2 Nose merupakan alat berbasis sensor. Di dalamnya terdapat 16 sensor yang dapat mendeteksi dan menganalisis jenis dari bahan yang tertangkap oleh sensor yang ada. Di sinilah AI bekerja dalam proses produksi energi tersebut.
Semangat yang dibawa oleh Tim Dasher adalah transisi energi dari energi berbasis fosil ke energi yang ramah lingkungan. Mereka sangat menginginkan Indonesia menjadi negara yang mandiri energi.
"Kami janji 2045 negara ini mandiri, kami memberi solusi produksi hidrogen berbasis AI," ungkap mereka.
Mereka juga mengungkapkan bahwa inovasi ini dapat digunakan dalam sektor industri energi, pemerintahan maupun masyarakat umum.
"Hasil kami berpotensi digunakan oleh Industri energi, pemerintah dan umum. Kita juga dapat menciptakan lapangan pekerjaan," tambah mereka.
Tawaran kerja sama juga menghampiri mereka, salah satunya adalah kerja sama dengan PT. After Oil yang memiliki proyek energi di Ibu Kota Nusantara (IKN). Dalam hal ini Tim Dasher berperan sebagai pihak yang mengoptimalisasi gasifikasi.
"Kita dari awal kerjasama dengan PT. After Oil, kebetulan mereka punya proyek di IKN, kemudian kita diajak untuk mengoptimalisasi gasifikasi mereka," ungkap mereka.
Sementara itu, tim RGB dari SMA Negeri 8 Jakarta menjadi juara II. Tim ini menciptakan KeywordRBG, aplikasi belajar yang mengintegrasikan AI dan gamification untuk membuat kegiatan belajar di kelas semakin menyenangkan.
Juara III, kelompok Qalam Malaq dari SMA Negeri 78 Jakarta yang menciptakan solusi Microalgae Aquarium (Malaq) berisi microalgae yang efektif mengubah karbondioksida menjadi oksigen, cocok untuk menangani masalah polusi udara di perkotaan.
Samsung Solve for Tomorrow (SSFT) diselenggarakan oleh Samsung. Tujuannya, mencari talenta muda dari seluruh nusantara yang inovatif.
“Samsung Solve for Tomorrow diinisiasi sebagai wadah di mana anak-anak muda didorong dan diberdayakan untuk berani mengemukakan ide-ide mereka untuk menciptakan perubahan yang lebih baik di dalam komunitas. Potensi anak-anak muda Indonesia sangat besar menjadi generasi penerus dan calon pemimpin masa depan untuk Indonesia yang lebih baik,” ujar Simon Lee, President Samsung Electronics Indonesia.