Bisnis.com, JAKARTA - PT XL Axiata Tbk. (EXCL) mengusulkan kepada pemerintah untuk menggratiskan biaya hak penyelenggaraan telekomunikasi (BHP) untuk tiga tahun pertama, agar jaringan 5G makin terakselerasi.
Director & Chief Digital Transformation & Enterprise Business Officer XL Axiata Yessie D. Yosetya mengatakan dengan penundaan biaya BHP, perusahaan telekomunikasi memiliki kemampuan finansial yang lebih kuat untuk menggelar jaringan.
“Oleh karena itu, tiga tahun [BHP], gratis dulu kali pak,” pinta Yessie yang diikuti dengan gelak tawa seluruh penonton pada acara The 2nd 5G Mastel’s 5G Summit, Kamis (21/9/2023).
Yessie mengaku saat ini operator masih merasa terbebani karena harus membayar biaya untuk PNBP (penerimaan negara bukan pajak) ataupun BHP yang cukup besar.
Dengan demikian, menurut Yessie, jika memang biaya-biaya yang dibebankan pada para operator tak dijaga, hal ini akan memperlambat akselerasi 5G.
“Untuk bisa mengakselerasi, mungkin ada cara lain dari kacamata PNBP, atau yang berbeda. Bagaimana kita bisa berkontribusi pada negara dengan tetap melihat cost yang minimum,” ujar Yessie.
Oleh karena itu, Yessie mengaku sangat mengapresiasi tindakan Kementerian Komunikasi dan Informatika yang tengah mengkaji regulasi terkait insentif pajak, PNPB, BHP, ataupun retribusi daerah.
Selain itu, Yessie juga mengatakan kabar Kemenkominfo yang akan segera melakukan lelang frekuensi juga menjadi angin segar bagi industri telekomunikasi Indonesia.
Sebagai informasi, sebelumnya dalam acara yang sama Direktur Penataan Sumber Daya Kemenkominfo Denny Setiawan mengatakan ada sejumlah tantangan yang harus dihadapi dalam akselerasi 5G di Indonesia.
Adapun Denny sudah menyadari bahwa salah satu tantangan terbesarnya adalah biaya PNBP dan BHP frekuensi masih relatif membebani operator. Selain itu, regulatory cost serta biaya investasi jaringan 5G yang terhitung cukup mahal.
Oleh karena itu, Kemenkominfo berusaha untuk memproses revisi PP PNBP agar dapat memberikan pengurangan dari BHP frekuensi.