Bisnis.com, JAKARTA - PT Smartfren Telecom Tbk. (FREN) mengungkapkan bahwa perusahaan telah menjalin kerja sama dengan SpaceX, perusahaan penerbangan luar angkasa milik Elon Musk. Smartfren menyusul jejak PT Telkom Indonesia (Persero) Tbk.
Smartfren membeli kapasitas internet Starlink melalui Telkomsat, distributor utama produk Starlink di Tanah Air, yang nantinya akan disalurkan ke sejumlah pelanggan korporasi perusahaan.
CEO Smartfren Andrijanto Muljono mengatakan saat ini permintaan kebutuhan konektivitas jaringan terus mengalami peningkatan terutama di perusahaan yang berada di lokasi yang belum terkoneksi oleh jaringan fiber atau serat optik.
Oleh sebab itu, Smartfren mempertimbangkan untuk bekerja sama dengan Starlink, dalam menghadirkan akses internet di sejumlah perusahaan tersebut.
“Saat ini permintaan terutama datang dari perusahaan yang bergerak di Industri pertambangan, perkebunan dan logistik. Smartfren melihat peluang untuk menggarap market B2B terutama akan kebutuhan konektivitas jaringan,” kata Andrijanto kepada Bisnis, Senin (11/9/2023).
Andrijanto mengatakan Starlink saat ini menjadi salah satu pilihan utama karena dapat memberikan konektivitas jaringan dengan latensi rendah untuk mendukung kegiatan operasional perusahaan-perusahaan tersebut.
Andrijanto menambahkan bahwa saat ini kerja sama perusahaan dengan Starlink masih pada segmen terbatas.
“Saat ini kerja sama yang dilakukan masih dalam segmen terbatas, dalam tahap ini perusahaan belum sampai dalam tahap itu (membangun stasiun bumi sendiri). Untuk kerja sama dengan pihak lain saat ini dilakukan untuk memenuhi permintaan layanan untuk VSAT termasuk dengan PSN,” kata Andrijanto.
Sebelumnya, mengutip dari blinqbliq, Starlink dikabarkan dapat memberikan internet dengan kecepatan mencapai 500 Mbps dalam kondisi yang sangat menguntungkan.
Baca Juga Pengembalian Frekuensi Disebut Jadi Hambatan dalam Merger Smartfren (FREN)-XL Axiata (EXCL) |
---|
Adapun jika dibandingkan dengan penyedia Internet satelit pesaing seperti GEO, Starlink menawarkan akses Internet yang jauh lebih cepat, terutama karena satelitnya lebih dekat dengan permukaan bumi.
Dengan paket kecepatan unduh berkisar antara 50 hingga 500 Mbps dan kecepatan unggah dari 10 hingga 20 Mbps, Starlink telah mengukir jalan kecil bagi pengguna internet di daerah terpencil.
Latensinya juga tidak buruk, antara 25 dan 50 milidetik, yang membuatnya berada dalam kisaran kecepatan dan latensi yang diharapkan dari koneksi internet kabel tembaga pada umumnya.
Starlink juga tidak memiliki batasan data dan menawarkan data tak terbatas untuk sementara waktu, hingga memberlakukan batasan 1 TB pada semua paketnya karena penggunaan wajar.
Starlink menawarkan kepada pelanggan banyak pilihan paket dengan harga mulai dari US$90 (Rp1,4 juta/kurs: Rp15.381) hingga US$5000 (Rp7,7 juta).