Bisnis.com, SOLO - Layanan internet dari Starlink yang dimiliki oleh Elon Musk ternyata juga diberikan untuk konsumen.
Sehingga nantinya, masyarakat Indonesia yang berminat untuk memiliki layanan internet dengan kecepatan tinggi berbasis satelit bisa menjadikan Starlink sebagai pilihan.
Namun berbeda dengan penyedia internet lain, harga layanan Starlink disinyalir akan menjadi yang paling mahal di Indonesia.
Direktur Wholesale & International Service Telkom Indonesia Bogi Witjaksono mengatakan bahwa mahalnya tarif langganan ini dikarenakan internet Starlink mengandalkan teknologi dari kecanggihan dari satelit.
Adapun harga langganan internet Starlink ini berkisar Rp2-3 juta per bulan. Namun Bogi mengaku masyarakat tak perlu terbebani dengan hal ini.
"Pilihan aja itu, sesuatu yang tidak perlu ditakutkan menurut saya pribadi. Semuanya sudah ada segmen-segmen," ujar Bogi dalam keterangan resminya, Selasa, (5/9/2023).
Saat ini, Starlink diprioritaskan untuk perusahaan dan sejumlah pihak yang bukan masyarakat umum. Pemerintah pun ingin melakukan kerja sama awal agar Puskesmas dan layanan kesehatan yang berada di daerah terpencil bisa memiliki layanan internet cepat.
Elon Musk pun dikabarkan tengah mengkaji potensi kerja sama dengan Kementerian Kesehatan (Kemenkes) RI, terkait pemanfaatan satelit orbit rendah (LEO) Starlink dengan harga murah untuk ribuan puskesmas.
Kepala Biro Komunikasi dan Pelayan Publik Kementerian Kesehatan Siti Nadia Tarmizi mengatakan kajian tersebut masih dalam tahapan awal.
Dengan demikian, kajian tersebut belum termasuk pembahasan terkait harga, cakupan jangkauan, pasar, serta geografis Indonesia.
“Kami tidak tahu persis, hanya saja mereka [spaceX Elon Musk] sedang pelajari rencana kerja sama,” ujar Siti kepada Bisnis, Senin (28/8/2023).
Sebagai informasi, Menteri Kesehatan Budi Gunadi sempat merayu pemilik Starlink untuk menurunkan harga layanan internet menjadi di bawah US$50 atau sekitar Rp300.000-Rp750.000 per bulan.
Dilansir dari Satellite Internet, harga asli dari Starlink berkisar US$90-US$5.000 per bulan atau sekitar Rp1,3-Rp76 juta (kurs:Rp15.288) .
Adapun penawaran ini dikarenakan Elon Musk telah memberikan harga internet dengan harga US$50 kepada sebuah negara di Afrika, Rwanda.
“Saya bilang kita tidak semiskin Rwanda, yang bayar US$50. Harusnya sekitar Rp300.000-Rp750.000 per bulan untuk mbps. Kami maunya sekitar segitulah, di bawah US$50 dengan kapasitas yang cepat sekali,” ujar Budi, dikutip dari Bisnis.
Menurut Budi, ada sekitar 2.200 puskesmas yang masih memiliki akses internet yang buruk.
Adapun 745 unit di antaranya diharapkan dapat terkoneksi dengan Starlink agar dapat meningkatkan pelayanan dari masing-masing puskesmas.