Bisnis.com, JAKARTA - Kehadiran satelit orbit rendah atau low-earth orbit (LEO) seperti satelit Starlink milik Elon Musk menghadirkan tantangan tersendiri bagi para operator telekomunikasi.
Ketua Umum Asosiasi Satelit Seluruh Indonesia (ASSI) Anggoro Kurnianto Widiawan mengatakan Starlink membuat para operator telekomunikasi mulai beradaptasi dengan teknologi baru tersebut.
“Sehingga ini menjadi tantangan bagi penyedia layanan dan seluruh pemangku kepentingan untuk beradaptasi dan mengantisipasi secara menyeluruh,” ujar Anggoro kepada Bisnis, Rabu (30/8/2023).
Lanjutnya, operator telekomunikasi juga diharapkan untuk terus berinovasi dalam memberikan layanan konektivitas yang makin baik dan efisien.
Menurut Anggoro, adaptasi dan inovasi merupakan tindakan yang lebih baik untuk dilakukan dibandingkan menolak keberadaan teknologi baru.
Anggoro berpendapat, hal ini dikarenakan setiap penyedia layanan memiliki kesempatan yang sama besarnya untuk menentukan pilihan jenis teknologi infrastruktur yang sesuai.
Selain itu, makin banyaknya teknologi telekomunikasi yang ada, akan membuat dampak yang baik bagi Indonesia. Lanjut Anggoro, apalagi mengingat Indonesia yang masih memiliki ribuan desa yang belum tercakup konektivitas yang memadai.
Sebagai informasi, survei Asosiasi Penyelenggara Jasa Internet Indonesia (APJII) mencatat penetrasi internet di Indonesia telah mencapai 78,19 persen atau menembus 215.626.156 jiwa dari total populasi sebesar 275.773.901 jiwa.
Angka inipun memang mengalami peningkatan 1,17 persen dibandingkan tahun sebelumnya. Namun, di sisi lain angka ini juga menegaskan adanya 21,81 persen wilayah Indonesia yang masih belum mendapatkan internet.
Baca Juga XL Axiata (EXCL) Minta Pemerintah Atur Starlink Elon Musk untuk Kerja Sama yang Lebih Adil |
---|
“Memberikan dampak yang baik pada pertumbuhan ekosistem industri berkelanjutan dan juga memberikan manfaat maksimal bagi masyarakat,” ujar Anggoro.