Bisnis.com, JAKARTA – Ericsson berhasil mengoperasikan lokasi 5G bertenaga surya di Amerika Serikat (AS) sebagai aksi unjuk gigi perusahaan dalam penggunaan energi terbarukan.
Mengutip MobilWorldLive, titik penggelaran 5G Ericsson yang menggunakan tenaga surya berbasis baterai lithium-ion dapat beroperasi selama 24 jam.
“Memberi daya kepada site 5G hingga 24 jam menggunakan tenaga surya disertai dengan konfigurasi radio Massive MIMO mid-band Ericsson, pengontrol untuk operasi energi hibrid dan prosesor RAN,” dikutip Bisnis.com, Rabu (12/7/2023).
Site 5G tersebut mampu memindahkan beban hingga merespons permintaan untuk penggunaan ataupun mengisi baterai sesuai dengan kebutuhan.
Perusahaan berargumen kemampuan site 5G tersebut dapat menciptakan beberapa siklus daya harian yang mampu meningkatkan efisiensi di tengah ongkos listrik yang berubah.
Tidak hanya itu, perusahaan operator juga berpotensi meraup cuan dari penjualan listrik yang tidak terpakai.
Adapun, Ericsson meluncurkan platform manajemen energi hibridnya sebagai sarana bagi operator mengurangi jejak karbon dengan meniadakan kebutuhan terhadap generator diesel.
Pada fase kedua, Ericsson akan mengeksplorasi sumber energi hijau tambahan, termasuk generator berbasis hydrogen.
Langkah itu bersamaan dengan penggunaan teknik penghemat baterai yang memungkinkan operator mematikan frekuensi radio tertentu untuk mengurangi konsumsi energi.