IBM Dorong Kontribusi Perempuan dalam Teknologi AI

Rahmi Yati
Rabu, 8 Maret 2023 | 18:18 WIB
Country Head of Marketing & Communication IBM Indonesia Densi Refwalu (dari kiri), Technology Country Leader IBM Indonesia Cin Cin, D&I Leader Microsoft Indonesia Krishna Worotikan, Managing Partner IBM Consulting APAC Lula Mohanty, VP New Ventures PT Pertamina Indira Pratyaksa, dan SEVP Digital Business PT Bank Negara Indonesia Tbk. Rian Eriana Kaslan, Rabu (8/3/2023)./ Bisnis - Arief Hermawan
Country Head of Marketing & Communication IBM Indonesia Densi Refwalu (dari kiri), Technology Country Leader IBM Indonesia Cin Cin, D&I Leader Microsoft Indonesia Krishna Worotikan, Managing Partner IBM Consulting APAC Lula Mohanty, VP New Ventures PT Pertamina Indira Pratyaksa, dan SEVP Digital Business PT Bank Negara Indonesia Tbk. Rian Eriana Kaslan, Rabu (8/3/2023)./ Bisnis - Arief Hermawan
Bagikan

Bisnis.com, JAKARTA - IBM mendorong keterlibatan perempuan dalam implementasi teknologi kecerdasan buatan (Artificial Intelligence/AI) yang saat ini terus meluas ke berbagai sektor.

Technology Country Leader IBM Indonesia Cin Cin mengatakan saat ini perubahaan teknologi terjadi dengan sangat cepat sehingga perempuan juga harus lebih berani.

"Setiap orang bilang AI butuh IA [information architecture], bagaimana informasi itu dimasukkan dalam AI sehingga bisa bekerja," katanya dalam acara Woman & AI Inclusive Technology to Bridge Gender Inequality, Rabu (8/3/2023).

Menurutnya, sangat penting untuk memahami informasi apa saja yang akan dimasukkan ke teknologi AI. Dalam hal ini, perempuan juga dapat turut berkontribusi tanpa terkecuali.

"AI ini tidak meng-eliminated human dalam organisasi, tetapi complement to human," ucap dia.

Lebih lanjut dia menuturkan, dalam menerapkan AI dalam bisnis, yang paling utama harus diperhatikan adalah tujuannya. Apakah dalam konteks mengumpulkan data yang tidak terstruktur, proses membuat keputusan, hingga transparansi.

Adapun menurut IBM sendiri, perempuan adalah kekuatan perubahan. Untuk itu, perusahaan menghormati wanita yang menggunakan AI untuk bekerja di berbagai industri dan di seluruh dunia.

Sementara itu SEVP Digital Business Bank Negara Indonesia Persero Tbk. Rian Eriana Kaslan menilai masih jadi tantangan dan tanggung jawab yang besar untuk meningkatkan jumlah pemimpin wanita di industri profesional dan lapangan pekerjaan di Indonesia.

"Mengingat tantangan itu masih besar, PR-nya nggak hanya untuk para wanita," kata Eriana.

Dia mengakui bahwa biasanya perempuan yang jadi pemimpin, tanggung jawabnya lebih besar bahkan dua kali lipat dibandingkan laki-laki.

Hal itu sambungnya, terjadi lantaran kesempatan untuk mendapatkan mentorship dari seorang pemimpin perempuan juga terbatas.

"Selain itu yang masih jadi PR saat ini perempuan itu dianggap sesuai atau tidak untuk pekerjaan yang berhuhungan dengan digital," tutur Eriana.

Adapun VP New Ventures PT Pertamina Persero Indira Pratyaksa menambahkan, untuk bisa jadi istimewa, perempuan juga harus meningkatkan kapabilitas, kompetensi, dan lainnya termasuk pemanfaatan teknologi.

"Di pertamina sudah dua kali perempuan memimpin dan kita mencapai performa terbaiknya di masa kepemimpinan perempuan," cerita dia.

Lain hal, D&I Leader Microsoft Indonesia Krishna Worotikan mengingatkan bagaimana cara AI bekerja. Pengembang tentu jadi pihak yang menentukan seperti apa AI itu bekerja dan harus bagaimana.

"Kita lihat bagaimana saat Mercedes Benz merancang sistem keamanan, 90 persen insinyur yang bekerja untuk itu adalah laki-laki karena mereka selalu berpikir bahwa laki-laki selalu jadi pengemudi, berada di depan dan tahu bagaimana harus bertindak saat terjadi insiden," ujar Krishna.

Simak berita lainnya seputar topik artikel ini di sini:

Penulis : Rahmi Yati
Bagikan

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terkini

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Terpopuler

Topik-Topik Pilihan

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper