Bisnis.com, JAKARTA - Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kemenkominfo) mencatat populasi pemirsa siaran TV digital telah mencapai lebih dari 51,5 juta orang pasca diberlakukannya Analog Switch Off (ASO).
Direktur Penyiaran Direktorat Jenderal Penyelenggaraan Pos dan Infomatika (Ditjen PPPI) Kemenkominfo Geryantika Kurnia mengatakan diberlakukannya kebijakan migrasi siaran TV analog ke digital itu telah menunjukkan tren yang positif.
Pasalnya, angka pupulasi penonton TV tersebut hampir mendekati jumlah sebelum diimplementasikannya ASO di Tanah Air.
"Populasi penonton TV sebelum ASO hampir 59 juta orang, sedangkan posisi 1 Februari 2023 sudah mencapai 51,5 juta lebih," katanya kepada Bisnis.com, Senin (6/2/2023).
Dia menyebut, data ini merupakan hasil survei dari Nielsen Indonesia terkait dengan penetrasi TV digital di Tanah Air.
Adapun, sambung Gery, sejak ASO secara resmi dilakukan pada 2 November 2022, penetrasi TV digital di Jawa sudah mendekati normal, yakni di angka lebih dari 90 persen.
"Bahkan kota Surakarta sudah mencapai 95 persen dan rata-rata 81 persen di kota-kota yang telah dilakukan survei Nielsen," sebutnya.
Gery menambahkan, komposisi penonton TV ini terdiri dari masyarakat kalangan atas, menegah dan bawah, TVR (TV rating), penonton harian sebelum ASO dan sesudah ASO.
"Ini menunjukkan antusias masyarakat pindah ke siaran TV digital," imbuh Gery.
Untuk diketahui, survei Nielsen dilakukan di enam kota yang sudah terdampak ASO yakni Greater Jakarta, Bandung, Greater Yogyakarta, Semarang, Surakarta, dan Surabaya.
Survei menunjukkan angka populasi pemirsa TV pada Januari 2023 tercatat sebanyak 46.706.885, tetapi naik jadi 51.567.120 per 1 Februari 2023, dengan komposisi kelas atas (upper class) sebanyak 36 persen, kelas menengah (middle class) 56 persen dan kelas bawah (lower class) delapan persen.