Kaleidoskop 2022: Gegap Gempita Investasi Pusat Data di Indonesia

Khadijah Shahnaz Fitra
Senin, 26 Desember 2022 | 19:49 WIB
Ilustrasi data center/Flickr
Ilustrasi data center/Flickr
Bagikan

Bisnis.com, JAKARTA - Bisnis pusat data (data center) di Indonesia kian gegap gemita seiring dengan banyak pihak termasuk BUMN, perusahaan swasta, dan pemerintah yang ikut nimbrung di dalamnya.

Berdasarkan laporan dari Structure Research, valuasi bisnis pusat data di Indonesia akan terus meningkat per tahun. Di DKI Jakarta, nilai bisnis pusat data bisa mencapai US$938 juta pada 2027.

Saat ini, pemain pusat data di Indonesia didominasi oleh pemain lokal seperti BUMN, PT Telkom Indonesia (Persero) Tbk dan anak usaha dari grup konglomerat Salim, DCI Indonesia

Menariknya, saat ini beberapa perusahaan properti mulai menggeluti bisnis pusat data ini mulai dari BSD hingga Deltamas. Pemerintah, melalui Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kemenkominfo) juga turut meramaikan bisnis ini dengan membangun 4 pusat data di beberapa lokasi.

Daftar Investasi Pusat Data di Indonesia:

1. Telkom Indonesia

Telkom Indonesia (TLKM) sedang menggarap proyek Hyperscale Data Center (HDC) di Cikarang. Proyek ini pun telah beroperasi sesuai rencana awal yaitu awal kuartal II/2022, dengan kapasitas IT Load awal 1,75 megawatt (MW).

Meski demikian, Manajemen Telkom menyatakan masih akan menambah kapasitas pusat data milik BUMN itu. Adapun untuk mencapai kapasitas penuh HDC, saat ini dalam proses penyelesaian Campus 1 Lantai 2, 3, dan 4 serta pengembangan/ekspansi Campus 2 dan 3.

Pada Desember 2022, emiten telekomunikasi tersebut juga memulai pembangunan pusat data dengan nilai investasi tahap awal hingga US$198 juta atau setara dengan Rp3,08 triliun di Batam, Kepulauan Riau.

Direktur Utama Telkom, Ririek Adriansyah, mengatakan dalam proyek pusat data tersebut Telkom menggandeng Singtel dan Medco Power. Nilai sharing ketiganya antara lain Telkom 60 persen, Singtel 36 persen dan Medco 5 persen.

"Pertimbangan memilih Batam untuk membidik potensi pasar pusat data dari Singapura dan memenuhi kebutuhan pasar domestik," kata Ririek, Rabu (21/12/2022).

Dia menambahkan pusat data bakal berlokasi di Kabil Industrial Estate dengan luas 5 hektare. Tahap awal, pusat data berkapasitas 17 MW akan selesai pada kuartal II/2024 yang terus dikembangkan hingga 51 MW.

2. DCI Indonesia

PT DCI Indonesia Tbk. (DCII) membangun data center di Kawasan Pertiwi Lestari Industrial Estate, Karawang, Jawa Barat dengan area seluas 86 hektare.

Selain di Karawang, lokasi data center yang dimiliki oleh DCII juga berada di Cibitung dengan kualitas operasional yang tidak jauh berbeda. Saat ini DCII sudah menggandeng tiga provider jaringan yaitu Indonet, Matrix NAP Info, dan TransIndonesia Network.

3. Grup Sinarmas

Emiten Grup Sinar Mas, PT Puradelta Lestari Tbk. (DMAS) telah menyiapkan lahan industri khusus untuk sektor pusat data seiring dengan prospek bisnis yang sangat positif.

Direktur DMAS Tondy Suwanto memaparkan pusat data menjadi salah satu sektor bisnis baru yang memiliki potensi optimal. Dalam beberapa tahun mendatang nilai bisnis di sektor tersebut dapat mencapai sekitar US$3 miliar atau Rp46 triliun.

Seiring dengan prospek tersebut, DMAS tengah mengembangkan zona kawasan industri baru di Greenland International Industrial Center (GIIC) Kota Deltamas. Zona tersebut didedikasikan untuk sektor pusat data atau industri lain yang membutuhkan spesifikasi terkait.

4. Grup Lippo

Emitem Grup Lippo, PT Multipolar Technology Tbk (MLPT), juga tertarik ke bisnis pusat data melalui T Graha Teknologi Nusantara (GTN), perusahaan patungan antara MLPT, Mutsui & Co Ltd (Mitsui), dan Mitsui Knowledge Industry Co Ltd.

Pusat data GTN berlokasi di Lippo Cikarang. Fasilitas itu dibangun dengan standardisasi Jepang, tersertifikasi oleh ANSI/TIA-942, serta berlevel 4 untuk para pelanggan. Mengutip situs resmi GTN, pelanggannya telah melampaui 50 dengan lebih dari 8 penyedia jaringan.

5. Smartfren

PT Smartfren Telecom Tbk. (FREN) tengah membangunp pusat data dengan total kapasitas 1.000 MW, dengan menggandeng perusahaan asal Abu Dhabi, yaitu Group 42 (G42).

Direktur Utama Smartfren Merza Fachys mengatakan telah menandatangani MoU dengan pemain pusat data global G42 pada tahun lalu.

"Kapasitas 1.000 MW ini besar, karena saat ini data center yang tersedia dan beroperasi di Indonesia baru 150 MW," ucap Merza, Minggu (23/10/2022).

Halaman:
  1. 1
  2. 2

Simak berita lainnya seputar topik artikel ini di sini:

Bagikan

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terkini

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Terpopuler

Topik-Topik Pilihan

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper