Bisnis.com, BATAM - PT Telkom Indonesia (Persero) Tbk. (TLKM) menjelaskan alasan pemilihan Batam menjadi lokasi pembangunan pusat data (data center) hyperscale.
Direktur Utama Telkom, Ririek Adriansyah, mengatakan pertimbangan memilih Batam untuk membidik potensi pasar pusat data dari Singapura dan memenuhi kebutuhan pasar domestik.
"Kebutuhan Singapura masih besar, makanya di-supply dari Batam," kata Ririek, Rabu (21/12/2022).
Dia menjelaskan Singapura telah menjadi hub teknologi terbesar di Asia Pasifik, termasuk Hong Kong. Namun, kebutuhan pusat data di Negeri Singa tersebut tidak bisa dipenuhi di dalam negeri akibat pasokan listrik yang terbatas.
Hal tersebut menyebabkan Singapura tidak bisa memproduksi tambahan pusat data baru. Dia menambahkan pusat data bakal berlokasi di Kabil Industrial Estate dengan luas 5 hektare.
Pada tahap awal, pusat data berkapasitas 17 MW akan selesai pada kuartal II/2024 yang terus dikembangkan hingga 51 MW.
Ririek menjelaskan pembangunan pusat data menelan investasi untuk tahap awal hingga US$198 juta atau setara dengan Rp3,08 triliun.
Dia mengatakan dalam proyek pusat data tersebut Telkom menggandeng Singtel dan Medco Power. Nilai sharing ketiganya antara lain Telkom 60 persen, Singtel 36 persen, dan Medco 5 persen.
Ririek menuturkan peran Medco nantinya untuk menyediakan energi ramah lingkungan (clean energy) untuk pusat data.