Telkom (TLKM) Ungkap Alasan Bangun Pusat Data di Batam

Rio Sandy Pradana
Rabu, 21 Desember 2022 | 15:12 WIB
Pekerja beraktivitas di lokasi proyek NeutraDC di Batam, Kepulauan Riau, Rabu (21/12/2022). PT Telkom Indonesia (Persero) Tbk. melalui anak usahanya NeutraDC yang berkolaborasi dengan perusahaan telekomunikasi Singapura, Singtel dan PT Medco Power Indonesia memulai pembangunan data center dengan kapasitas 51 Megawatt (WM) di Batam - JIBI/Bisnis/Himawan L Nugraha.
Pekerja beraktivitas di lokasi proyek NeutraDC di Batam, Kepulauan Riau, Rabu (21/12/2022). PT Telkom Indonesia (Persero) Tbk. melalui anak usahanya NeutraDC yang berkolaborasi dengan perusahaan telekomunikasi Singapura, Singtel dan PT Medco Power Indonesia memulai pembangunan data center dengan kapasitas 51 Megawatt (WM) di Batam - JIBI/Bisnis/Himawan L Nugraha.
Bagikan

Bisnis.com, BATAM - PT Telkom Indonesia (Persero) Tbk. (TLKM) menjelaskan alasan pemilihan Batam menjadi lokasi pembangunan pusat data (data center) hyperscale.

Direktur Utama Telkom, Ririek Adriansyah, mengatakan pertimbangan memilih Batam untuk membidik potensi pasar pusat data dari Singapura dan memenuhi kebutuhan pasar domestik.

"Kebutuhan Singapura masih besar, makanya di-supply dari Batam," kata Ririek, Rabu (21/12/2022).

Dia menjelaskan Singapura telah menjadi hub teknologi terbesar di Asia Pasifik, termasuk Hong Kong. Namun, kebutuhan pusat data di Negeri Singa tersebut tidak bisa dipenuhi di dalam negeri akibat pasokan listrik yang terbatas.

Hal tersebut menyebabkan Singapura tidak bisa memproduksi tambahan pusat data baru. Dia menambahkan pusat data bakal berlokasi di Kabil Industrial Estate dengan luas 5 hektare.

Pada tahap awal, pusat data berkapasitas 17 MW akan selesai pada kuartal II/2024 yang terus dikembangkan hingga 51 MW.

Ririek menjelaskan pembangunan pusat data menelan investasi untuk tahap awal hingga US$198 juta atau setara dengan Rp3,08 triliun.

Dia mengatakan dalam proyek pusat data tersebut Telkom menggandeng Singtel dan Medco Power. Nilai sharing ketiganya antara lain Telkom 60 persen, Singtel 36 persen, dan Medco 5 persen.

Ririek menuturkan peran Medco nantinya untuk menyediakan energi ramah lingkungan (clean energy) untuk pusat data.

Simak berita lainnya seputar topik artikel ini di sini:

Bagikan

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terkini

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Terpopuler

Topik-Topik Pilihan

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper