Bisnis.com, JAKARTA - Knight Frank yang bekerja sama dengan DC Byte mencatat pasokan pusat data di Jakarta merupakan yang terbesar nomor 2 di Asia Pasifik dengan 400 MW.
Data Centre Lead APAC Knigh Frank Fred Fitzalan Howard mengatakan Jakarta menjadi salah satu yang memiliki perkembangan pesat dan menduduki posisi ke-2 sebagai negara dengan pasokan pusat data yang terus meroket lebih dari 300 persen dalam 5 tahun terakhir.
"Jakarta menempati posisi ke-2 dengan pasokan hampir 400MW yang sedang dibangun. Beberapa di antaranya memberikan layanan cloud hyperscale yang mendukung rencana pembangunan mandiri," kata Fred dalam keterangan resminya, Kamis (24/11/2022).
Beberapa pasokan yang ada saat ini digunakan oleh sejumlah perusahaan ternama seperti Amazon dan Microsoft, serta berbagai operator lokal dan internasional lainnya.
Laporan tersebut tercantum dalam Data Centre Report terbaru Knight Frank yang bekerja sama dengan DC Byte, yang berupa analisis dari 9 negara Asia Pasifik yaitu Osaka, Melbourne, Jakarta, Manila, Hanoi, Taipei, Hyderabad, New Delhi, dan Chennai.
Pasokan data di kota-kota tersebut meroket dari 700 MW menjadi 3.000 MW. Bahkan di kuartal III/2022, sebanyak 600 MW kapasitas baru yang masuk di pasar Asia Pasifik.
"Seiring dengan konsistensi dari kota-kota sekunder ini dalam memantapkan diri sebagai lokasi pusat data, peluang diharapkan akan terus muncul merger, akuisisi, dan pengembangan," ujarnya.
Di samping itu, Melbourne berada di posisi pertama dengan pasokan sebesar 593MW yang sebagian besar didominasi operator lokal sepeerti NextDC, AirTrunk, Vantage, dan Stack Infrastructur, hingga Microsoft.
Sementara Osaka berada di posisi ke-3, sebagai pasar pusat data alternatif untuk Tokyo, dengan kapasitas saat ini melebihi 250MW, dan lebih dari 250MW yang akan masuk dalam rencana pengembangan.